Cara Kuliah di Taliban Bikin Terenyuh, Benar-benar Sesuai Syariat Islam

| Editor: Ramadhani
Cara Kuliah di Taliban Bikin Terenyuh, Benar-benar Sesuai Syariat Islam
Taliban izinkan perempuan kuliah sesuai syariat. (Ist)

Editor: Rahmad



INFOJAMBI.COM - Rezim Taliban di Afghanistan memastikan kaum perempuan tetap bisa mengenyam pendidikan tinggi di universitas.

Taliban memberikan sejumlah syarat yakni larangan perempuan belajar dalam satu kelas bersama dengan kaum laki-laki.

"Warga Afghanistan akan melanjutkan pendidikan tinggi mereka di bawah hukum syariah dengan aman tanpa berada dalam lingkungan campuran antara perempuan dan laki-laki," kata Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan di rezim Taliban, Abdul Baqi Haqqani, Minggu (28/11), dikutip dari AFP.

Haqqani mengungkapkan informasi ini kala pertemuan dengan para tetua, yang dikenal sebagai Loya Jirga.

Haqqani menyampaikan Taliban ingin menciptakan kurikulum Islam yang sesuai dengan nilai Islam yang mereka pegang, pun juga sesuai dengan nilai nasional dan historis Afghanistan.

Ia menyatakan di saat bersamaan Taliban juga ingin membuat kurikulum pendidikan yang dapat bersaing dengan negara lain.

Walaupun demikian, tidak ada perwakilan perempuan yang datang dalam pertemuan yang diadakan di Kabul pada Minggu (28/11) itu.

"Kementerian pendidikan tinggi Taliban hanya berkonsultasi dengan guru dan siswa laki-laki dalam menjalankan universitas," kata seorang dosen perempuan yang bekerja di universitas Afghanistan kala pemerintah sebelumnya.

Ia juga mengatakan tindakan itu menunjukkan "pencegahan sistematis partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan" dan "kesenjangan antara komitmen dan tindakan Taliban."

Sebelumnya, rektor Universitas Kabul pilihan Taliban sempat melarang perempuan melanjutkan studi atau mengajar di sekolah itu.

"Wahai warga semua, saya berikan janji saya sebagai rektor Universitas Kabul: selama lingkungan Islami yang nyata tidak tersedia bagi semua orang, perempuan tidak akan diizinkan untuk datang ke universitas atau bekerja. Islam prioritas utama," kata Ashraf Ghairat akhir September lalu.

Taliban sudah menguasai Afghanistan lebih dari 100 hari. Namun, perempuan di negara itu semakin terkekang sejak Taliban berkuasa.

Belum lama ini, Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan melarang stasiun televisi negara menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan aktor perempuan.

Selain itu, Taliban tidak memasukkan perwakilan perempuan dalam jajaran kabinet pemerintahan mereka.

Taliban juga hanya mengizinkan perempuan melakukan beberapa pekerjaan, salah satunya membersihkan toilet di pasar.

Taliban memang berjanji memerintah dengan lebih terbuka dan inklusif, termasuk melindungi penegakkan hak asasi manusia.

Namun, Taliban menegaskan akan melindungi dan mendukung hak serta kebebasan perempuan sesuai dengan syariat Islam interpretasi mereka. ***

Baca Juga: Taliban Memang Bikin Nyaman, Tak Ada Maling Apalagi Pembunuhan

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya