INFOJAMBI.COM — Ada momen haru, sekaligus penuh makna, di ruang pertemuan Rumah Dinas Wali Kota Jambi, hari ini. Dalam pertemuan antara Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Kota Jambi dengan dan warga Aur Kenali, Penyengat Rendah, dan Mendalo Darat, terjadi sebuah pemandangan yang tak biasa.
Gubernur Jambi, Al Haris, yang baru masuk ke ruangan pertemuan menyapa warga. Namun ia tak mendapat sambutan hangat dari warga. Sikap warga dingin saja. Warga masih kecewa pada Al Haris yang sudah dua kali tidak hadir saat warga minta bertemu, terkait penolakan mereka soal pembangunan stockpile batu bara di Aur Kenali.
Alih-alih antusias, emak-emak yang hadir terlihat cuek saja ketika Al Haris lewat di samping mereka. Tidak ada satupun emak-emak yang berminat menyalami orang nomor satu di Provinsi Jambi itu.
Suasana berubah drastis ketika Wali Kota Jambi, Dr. Maulana, dan Wakil Wali Kota Diza Hazra Aljosha, memasuki ruangan. Emak-emak langsung histeris menyambut Maulana dan Diza yang berjalan di belakang Al Haris. Mereka berebutan menyalami keduanya, bahkan ada yang menangis haru.
Baca Juga: Angkutan Batubara : Polda Jambi Ajak Pemkab Batanghari Hadapi Bersama
“Pak Wali Kota dan Pak Wakil Wali Kota inilah yang nyata membela kami. Kami tahu siapa yang benar-benar ada di pihak rakyat,” ujar seorang emak-emak sambil menggenggam erat tangan Maulana.
Begitu pula kepada Diza. Emak-emak memanggil nama Diza dengan nada suara lembut dan manja. Diza pun dengan santun memberi salam dan menjabat tangan emak-emak itu satu per satu.
Baca Juga: Al Haris Tegaskan Perusahaan Batubara Wajib Patuhi Aturan
Pertemuan ini digelar sebagai tindak lanjut atas desakan warga untuk menghentikan aktivitas PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) di kawasan Aur Kenali, Telanaipura, Kota Jambi.
Warga dari dua kelurahan di Kota Jambi dan satu desa di Kabupaten Muaro Jambi itu sudah lama menyuarakan keresahan mereka. Mereka tahu betul siapa yang berdiri di barisan mereka.
“Kami berharap Pemerintah Kota Jambi tetap seperti ini. Jangan goyah. Tetap membela kami,” kata seorang ibu dengan mata berkaca-kaca.
Di tengah ketegangan antara kepentingan industri dan hak warga, momen ini menjadi simbol kuat bahwa kepercayaan rakyat tak bisa dipaksakan. Kepercayaan tumbuh dari keberpihakan nyata. Sambutan hangat emak-emak itu bukti bahwa hati rakyat tahu ke mana harus berpaut. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com
