Oleh: Bahren Nurdin
DALAM era digital dan politik yang semakin kompleks, ikut berpolitik praktis bukanlah perkara mudah. Setiap individu yang memasuki dunia politik harus siap menghadapi berbagai tantangan, termasuk serangan personal dan fitnah yang dapat memicu emosi.
Baca Juga: H Al Haris: Jangan Berpikir Soal Politik
Tidak jarang, mereka yang berkecimpung dalam politik menjadi mudah tersinggung atau terbawa perasaan, yang dalam istilah populer sering disebut " baper".
Dalam konteks politik modern, di mana media sosial memainkan peran besar dalam penyebaran informasi dan opini, serangan terhadap karakter seringkali menjadi senjata paling ampuh.
Baca Juga: Ketika Bank Menjadi Sarang Perampok
Oleh karena itu, bagi siapa pun yang ingin terlibat dalam politik praktis, penting untuk memahami bahwa perjalanan ini akan diiringi oleh tantangan-tantangan ini. Jangan ‘Baper’!
Walaupun, secara pribadi saya tidak setuju dengan politik ‘kotor’ yang berbumbu hasutan dan fitnah. Saya selalu tegaskan, politik itu tidak kotor tapi ‘orang-orang’ kotor masuk dunia politik. Merekalah yang mencemari politik itu sendiri.
Baca Juga: Ketua MPR RI : Pergantian Mahyudin Kini Sedang Di Proses
Politik, pada hakikatnya, adalah panggung tempat para pemimpin mengemban tugas untuk memperjuangkan dan mewakili suara rakyat. Ini adalah tugas suci dan mulia. Maka sebenarnya mereka tidak boleh tercabut dari nilai-nilai kesantunan dan kewibawaan.
Dengan mengutamakan nilai-nilai santun dan berwibawa dalam politik, kita dapat membangun lingkungan politik yang lebih sehat dan bermartabat.
Ini akan memungkinkan politisi untuk benar-benar fokus pada tugas mereka sebagai pengabdi masyarakat, tanpa terjerat dalam perilaku yang merusak dan mengaburkan tujuan mulia politik itu sendiri.
Maka dari itu, sebagai politisi, sifat tangguh dan visioner adalah dua hal yang tak terpisahkan. Ketangguhan mental adalah kualitas yang akan membantu mengatasi hambatan dan ujian yang tak terhindarkan dalam politik.
Seorang politisi yang tangguh mampu menjaga kedamaian batinnya meskipun dihadapkan pada kritik dan fitnah.
Mereka memahami bahwa tanggapan yang emosional hanya akan memperburuk situasi dan membuyarkan fokus pada hal-hal yang lebih penting.
Agar tidak ‘baperan’, kemudian, seorang politisi juga harus memiliki visi yang jelas. Visi ini tidak hanya tentang tujuan politiknya, tetapi juga tentang cara-cara untuk mencapainya.
Dengan memiliki visi yang kuat, seorang politisi akan lebih mudah berfokus pada misi yang lebih besar, yaitu melayani masyarakat dan memajukan kepentingan rakyat. Ini juga membantu menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan tugas sebagai pemimpin.
Tidak ada salahnya pula, belajar dan mengikuti jejak para politisi besar yang telah melalui ujian politik dengan kepala tegak adalah langkah bijak. Mereka memahami bahwa dalam dunia politik, tidak mungkin bisa memenuhi selera semua orang.
Dalam menghadapi kritik dan cemoohan, mereka mengambil pelajaran yang berharga dan memanfaatkannya untuk tumbuh lebih baik.
Sekali lagi, jika Anda betul-betul berniat terjun ke dalam politik praktis, siapkan mental dengan matang. Ini bukan hanya tentang bagaimana menghadapi serangan dari luar, tetapi juga tentang bagaimana Anda memperlakukan diri sendiri.
Jangan biarkan diri Anda terbawa oleh emosi negatif, tetapi jadilah seseorang yang menjunjung tinggi profesionalisme dan integritas.
Akhirnya, jadilah (calon) pemimpin yang berfokus pada kepentingan orang banyak, bukan perasaan pribadi. Tidak cengeng dan ‘baper’. Dengan begitu, Anda akan mampu mengatasi segala rintangan yang datang dalam perjalanan politik Anda. Semoga.
Penulis adalah Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE