Dari Ajang Musda XI Golkar Jambi, di Balik Aklamasi dan Aspirasi

SELAMA sepuluh tahun terakhir, Partai Golkar di Jambi punya cerita politik yang tidak bisa dibilang biasa-biasa saja.

Reporter: - | Editor: Admin
Dari Ajang Musda XI Golkar Jambi, di Balik Aklamasi dan Aspirasi
Doddi Irawan

Hal serupa juga terjadi di Pilwako Jambi 2024. Budi Setiawan, Ketua DPD II Golkar Kota Jambi, awalnya digadang-gadang jadi calon kuat. 

Budi sudah berpasangan dengan Eko Setiawan, didukung PPP, PSI, dan Gelora. Tapi Golkar pusat malah kasih rekomendasi ke Maulana dan Diza. 

Baca Juga: PAN Hormati Keputusan Partai Golkar

Kader dan simpatisan kecewa berat, sampai ada yang bakar atribut partai.

Padahal, Budi itu tokoh yang bawa Golkar dapet 8 kursi DPRD Kota Jambi —rekor dalam 20 tahun terakhir. Tapi, karena tidak dapat SK dari pusat, dia gagal maju. 

Baca Juga: UU Daerah Kepulauan Syarat Utama bagi Kemajuan dan Kesejahteraan Daerah

Dampaknya? Peta politik Pilwako Jambi berubah, loyalitas kader goyah, dan potensi konflik internal makin besar.

Di sisi lain, Musda XI Golkar Jambi 2025 makin menunjukkan dominasi Cek Endra. Dia maju lagi, dan hampir dipastikan terpilih aklamasi. 

Baca Juga: Ingin Menang Pemilu, Golkar Harus Didominasi Anak Muda

Agus Rubiyanto, juga kader senior Golkar di Jambi, awalnya mau maju, namun akhirnya mundur karena diminta bergabung ke DPP oleh Bahlil Lahadalia, sang ketua umum.

Fenomena ini bikin orang mikir, apakah jalur karier kader ditentukan prestasi atau lobi elite? Kalau Golkar mau tetap relevan, terutama di mata pemilih muda dan kritis, penghargaan terhadap prestasi harus jadi prioritas.

Musda XI jadi momen penting. Cek Endra dinyatakan satu-satunya calon yang lolos syarat. Ia dapat 12 dari 17 suara sah. Dukungan datang dari mayoritas DPD II, organisasi sayap, dan ormas pendiri. 

Tapi tetap saja, minimnya kompetisi sehat membuat banyak pihak bertanya-tanya.

“Penarikan” Agus Rubiyanto dari pencalonan atas permintaan pusat, makin memperkuat kesan demokrasi internal partai lebih dikendalikan elite daripada suara akar rumput.

Meski Cek Endra punya rekam jejak dan gaya kepemimpinan merangkul, aklamasi ini bisa bikin kader muda merasa tidak punya ruang buat bersaing. 

Kalau terus begini, semangat partisipasi politik bisa turun, terutama dari generasi muda yang menginginkan transparansi dan kompetisi sehat.

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya