Jenderal yang Pernah Beri Perintah Copot Baliho FPI Kini Jabat Pangkostrad

| Editor: Ramadhani
Jenderal yang Pernah Beri Perintah Copot Baliho FPI Kini Jabat Pangkostrad
Dudung Abdurachman. (Ist)

Editor: Rahmad



INFOJAMBI.COM - Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dipromosikan sebagai Panglima Komando Cadangan Stategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Pergantian ini seiring dengan berubahnya komposisi pejabat strategis TNI. Salah satunya jabatan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.

Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI mengenai Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI, Kasum Letjen TNI Ganip Warsito telah ditunjuk untuk menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Ganip menggantikan Letjen TNI Doni Monardo yang memasuki masa purna tugas. Penunjukan Dudung Abdurachman sebagai Pangkostrad akan menjadi promosi bintang. Dudung nantinya akan menjadi jenderal bintang tiga alias letnan jenderal.

Mantan Gubernur Akademi Militer (Akmil) tersebut menggantikan Letjen TNI Eko Margiyono. Eko akan menempati posisi yang ditinggalkan Ganip, yaitu Kasum TNI.

Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Pusat Penerangan (Puspen) TNI Kolonel Laut (KH) Edys Riyanto tak menepis informasi Mayjen TNI Dudung Abdurachmad dipromosikan sebagai Pangkostrad.

Kolonet Laut (KH) Edy Riyanto hanya menyebut berita mutasi jabatan Pati TNI akan disampaikan resmi secepatnya. “Tunggu ya,” kata dia, Rabu (26/5/2021).

Dikutip dari sejumlah sumber, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman adalah seorang perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat kelahiran Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965.

Alumnus SMAN 9 Bandung ini, sejak 27 Juli 2020 mengemban amanat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya. Lahir dari pasangan Nasuha dan Nasyati, pegawai negeri sipil (PNS) Perbekalan dan Angkutan Kodam (Bekangdam) III/Siliwangi yang berkantor di Jalan Srigading Nomor 12 Kota Bandung.

Meski ayah ibu bukan tentara, tetapi Dudung kecil akrab dengan suasana militer. Sebab, keluarga Dudung tinggal di barak militer Bekangdam III/Siliwangi. Dia Menyelesaikan sekolah dari SD sampai SMA di Kota Bandung (1972-1985).

Setelah lulus dari SMAN 9 Bandung pada 1985, kemudian Dudung mendaftar Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri), saat ini Akmil di Magelang, Jawa Tengah.

Pada 1981, saat Dudung masih duduk di bangku kelas 2 SMP, sang ayah Nasuha, meninggal dunia. Untuk membantu perekonomian keluarga, Dudung membantu mencari nafkah sebagai loper koran.

Pekerjaan itu dilakukan Dudung sebelum berangkat sekolah. Pekerjaan sebagai loper koran ditekuni Dudung sampai duduk di bangku SMA.

Tak hanya berjualan koran, Dudung juga membantu ibunya menjual kue di perempatan Jalan Belitung, sekitar Markas Kodam III/Siliwangi.

Sejak kecil Dudung sudah membulatkan tekad ingin menjadi tentara. Dudung mendambakan profesi TNI sebagai upaya meringankan beban sang ibu Nasyati untuk membiayai pendidikan delapan saudara kandungnya.

Cita-cita Dudung tercapai ketika diterima di Akabri pada 1985. Setelah menyelesaikan pendidikan di Akabri pada 1988 dengan pangkat Letnan Dua (Letda), Dudung melanjutkan pendidikan Sesarcabif.

Setelah itu Dudung melanjutkan pendidikan Diklapa-I, Diklapa-II, dan Seskoad, serta Lemhannas. Riwayat jabatan, pernah menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas, Dandim 0418/Palembang, Aspers Kasdam VII/Wirabuana (2010—2011).

Kemudian, Dudung menjabat Danrindam II/Sriwijaya (2011), Dandenma Mabes TNI, Wagub Akmil (2015—2016), Staf Khusus KSAD (2016—2017), Waaster KSAD (2017—2018), dan Gubernur Akmil (2018—2020), dan 27 Juli 2020 Pangdam Jaya.

Jenderal yang mulai bertugas di Ibu Kota pada Juli 2020 itu pernah menyebutkan pihaknya gerah atas tulisan spanduk dan baliho yang bermuatan ajakan revolusi dan provokatif dari pimpinan FPI.

Jenderal bintang dua ini pun menurunkan perintah kepada anggota Kodam Jaya untuk menertibkan spanduk dan baliho ajakan provokatif.

Ia mengatakan FPI tak bisa seenaknya terkait pemasangan spanduk dan baliho di Ibu Kota. Dudung mengatakan jika diperlukan, pemerintah bisa membubarkan FPI pimpinan Rizieq Shihab.

"Kalau perlu, FPI bubarkan saja! Kok mereka yang atur. Suka atur-atur sendiri," kata Dudung usai Apel Kesiagaan Pasukan Bencana di Jakarta, Jumat, 20 November 2020.

Baca Juga: Daftar 151 Jenderal Dimutasi Hadi, Pejabat BIN Jambi Jadi Kabinda Sumsel

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya