Komisi X DPR Minta Sekolah Perkuat Pendidikan Karakter Usai Ledakan di SMAN 72

Komisi X DPR Minta Sekolah Perkuat Pendidikan Karakter Usai Ledakan di SMAN 72

Reporter: TIM | Editor: Admin
Komisi X DPR Minta Sekolah Perkuat Pendidikan Karakter Usai Ledakan di SMAN 72
Wakil Ketua Komisi X DPR RI MY Esti Wijayanti, di sela-sela Kunjungan Kerja Bidang Pendidikan Komisi X di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (19/11/2025). (Ft DPR RI)

INFOJAMBI.COM - Wakil Ketua Komisi X DPR RI MY Esti Wijayanti, menyoroti serius insiden ledakan bom rakitan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang dilakukan oleh seorang siswa di bawah umur. 

Ia menilai kejadian ini menjadi alarm penting bagi sekolah dan para pendidik untuk memperkuat pendidikan karakter sekaligus memastikan tersedianya ruang aman bagi anak-anak, khususnya mereka yang rentan menjadi korban perundungan.

Baca Juga: Puan : Putusan MK Soal Keterwakilan Perempuan di AKD Sejalan dengan Isu Kesetaraan Gender

"Anak-anak itu punya kekhususan yang memang harus diperhatikan oleh para guru. Pendidikan adab dan etika dasar harus menjadi bagian dari keseharian di sekolah, bukan hanya sekadar wacana atau materi tambahan,  " ujar Esti melalui keterangan tertulisnya, Kamis (20/11/2025).

Dari bullying di SMA 72 ini, maka memang sekolah-sekolah perlu sekali untuk selalu menyelipkan hal-hal berkaitan dengan bagaimana interaksi sosial dengan kawan-kawannya

Baca Juga: Pasca OTT Gubernur Riau, Puan Minta Kepala Daerah Harus Mawas Diri

"Bagaimana berinteraksi antara anak yang satu dengan anak yang lain. Bagaimana diajarkan adab untuk tidak menghina. Bagaimana diajarkan adab untuk berkata-kata yang baik,” tuturnya.

Ia mengingat kembali nilai-nilai sederhana yang dulu diajarkan di sekolah, seperti sikap sopan terhadap guru atau kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan belajar. Menurutnya, praktik-praktik itu bukan sesuatu yang kuno, melainkan pondasi pembentukan karakter. 

Baca Juga: Parlemen Remaja 2025 Momentum Lahirnya Pemimpin Masa Depan

"Dulu kita bisa melihat bagaimana orang lewat di depan guru itu sudah permisi, pak bu membawakan tas dan yang lain. Itu sesuatu yang kuno orang melihat. Tapi itu penting, " katanya.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu menambahkan bahwa pendidikan karakter tidak hanya menjadi tanggung jawab guru, melainkan juga orang tua. Persepsi sebagian orang tua bahwa anak tidak perlu dilibatkan dalam tugas kebersihan sekolah dinilai keliru. 

"Karena kadang orang tua bilang, anakku saya sekolahkan di situ karena aku tidak ingin, bukan berarti anakku boleh ikut membersihkan toilet. Tidak. Ini sesuatu yang memang harus diajarkan, " katanya. (Tim)

 

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya