“Negara harus bertanggung jawab. Apa iya timbunan tanah bisa sampai sebanyak itu? Ini mencurigakan, harus ada audit, harus ada cek lapangan. DPRD juga jangan hanya diam,” ujarnya penuh nada tegas.
Bagi Danil, persoalan ini bukan sekadar hitungan angka di atas kertas. Ia menerima banyak keluhan masyarakat sekitar stadion yang justru menanggung dampak dari penimbunan tersebut.
Baca Juga: Ryan dan Yusuf Dapat Bonus dari KONI
“Warga sering mengeluhkan banjir setelah lahan stadion ditimbun. Itu artinya ada yang tidak dipikirkan matang sejak awal,” tambahnya.
Cerita banjir memang kerap terdengar dari masyarakat sekitar stadion. Hujan deras yang turun, kata mereka, lebih cepat menggenangi jalan dan rumah karena aliran air terhambat. Tanah timbunan yang menutup resapan alami dianggap salah satu penyebabnya.
Baca Juga: Budi Setiawan Merangkak dari Bawah Namun Tetap Low Profile
Seorang pengamat pembangunan di Jambi juga mengingatkan soal metode penimbunan.
“Apakah benar prosesnya sesuai kaidah teknis, atau sekadar meninggikan permukaan tanah tanpa memperhatikan lingkungan sekitar?” katanya.
Baca Juga: Tujuh Atlet Jambi Perkuat Indonesia di SEA Games Hanoi Vietnam
Hingga kini, publik masih menunggu jawaban. Benarkah Rp24 miliar itu sepadan dengan volume tanah yang sudah diurug? Apakah metode yang digunakan sudah benar? Dan, yang tak kalah penting, bagaimana nasib warga sekitar yang kini harus menanggung risiko banjir?
Stadion Jambi Swarnabhumi memang belum beroperasi, namun kisah timbunan tanah bernilai fantastis itu sudah lebih dulu menggema. Bukan karena kejayaan olahraga yang diharapkan, melainkan karena tanda tanya besar yang menuntut jawaban. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com
-1.jpg?width=336&height=188)
