Banjir dan Longsor Landa Tanah Air

| Editor: Doddi Irawan
Banjir dan Longsor Landa Tanah Air
Rumah tenggelam akibat banjir || foto : google



BENCANA banjir dan tanah longsor akhir-akhir ini banyak terjadi di Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Lima Puluh Koto, Sumatera Barat. Awalnya, lima korban tewas, dua orang luka berat dan ratusan rumah rusak.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Lima Puluh Koto, Nasriyanto, para korban berada dalam kendaraan saat longsor terjadi di Km 17 Koto Alam. Jalan ini menghubungkan Sumatera Barat dan Riau.

Banjir terjadi karena hujan deras beberapa hari. Sungai Sumpur meluap. Longsor terjadi di sejumlah kawasan. Anggota TNI bersama Polri, SAR, BPBD dan warga dikerahkan mencari korban longsor.

Ada delapan kecamatan dan 13 nagari (desa) terkena banjir dan longsor. Ratusan rumah terendam. Longsor mengakibatkan sejumlah dusun terisolasi dan jalur Sumatera Barat - Riau putus.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan, Bupati Lima Puluh Koto menetapkan masa tanggap darurat. Tim gabungan terus mencari korban yang belum ditemukan.

Pihak BNPB menghimbau masyarakat setempat agar tetap waspada. Cuaca yang tidak menentu berpotensi menyebabkan banjir dan longsor susulan.

Banjir juga terjadi di Kecamatan Arut Utara (Aruta), Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Sekitar dua ribu jiwa butuh bantuan. Sejumlah warga tetap bertahan di rumahnya.

Camat Aruta, Marwoto, menjelaskan, banjir menyebar ke 10 desa dan kelurahan. Semuanya di Kecamatan Pangkut. Akses jalan menuju desa putus, mebuat distribusi bantuan terhambat. Rumah yang tenggelam mencapai ratusan unit.

Tiga kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat juga banjir. Tiga kecamatan itu adalah Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang. Ketinggian banjir mulai dari 30 cm hingga 1,8 meter lebih.

Akibat banjir itu, ribuan rumah terendam dan pengungsi lebih dari 1.000 orang. Total pengungsi di Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang, dan Baleendah 344 KK atau 1.152 jiwa.

Kasi Kesiapsiagaan BPBD Jawa Barat, Budi Budiman, mengatakan, para korban banjir sudah dievakuasi. Banjir di tiga kecamatan itu banjir langganan, hampir selalu terjadi setiap musim hujan.

Banjir tersebut diakibatkan meluapnya Sungai Citarum dan anak sungainya. Upaya pengerukan dan normalisasi Sungai Citarum sudah beberapa kali dilakukan, tapi banjir tetap terjadi saat musim hujan.

Di Jombang, Jawa Timur, banjir merendam ribuan rumah warga di sembilan desa. Ratusan warga mengungsi. Sembilan desa yang terendam adalah Kademangan, Karobelah, Mancilan, Betek, Karangwinongan, Kedunglumpang, Dukuhmojo, Mojotrisno dan Desa Janti.

Desa Kademangan, genangan banjir cukup tinggi, mencapai 1 hingga 1,5 meter. Dari ratusan warga yang mengungsi, puluhan warga bertahan di kantor desa. (infojambi.com/RED)

Baca Juga: Rekor Tertinggi, Indonesia Dilanda 1.985 Bencana Selama 2016

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya