Kinerja 2019 Meningkat, SKK Migas Lampaui Lima Target

| Editor: Wahyu Nugroho
Kinerja 2019 Meningkat, SKK Migas Lampaui Lima Target


PENULIS : TIM LIPUTAN
EDITOR : WAHYU NUGROHO

Baca Juga: SKK Migas Gelar Sosialisasi dan Media Kompetisi 2016









INFOJAMBI.COM - Kinerja hulu migas 2019 mencatatkan sejumlah torehan positif ditengah tantangan dan berbagai kendala yang terjadi disepanjang tahun 2019. Target APBN yang dipatok tinggi jauh diatas usulan dari KKKS serta kemampuan teknis yang tertuang dalam Work, Program & Budget (WP&B) menjadi pelecut semangat seluruh insan hulu migas untuk melakukan kerja yang terbaik di tahun 2019 guna mencapai target tersebut. Melalui koordinasi yang intens dan peran aktif SKK Migas yang mendorong KKKS untuk senantiasa melakukan continual improvement, best practice serta berbagai forum yang menjadi ajang meningkatkan kompetensi, sharing knowledge telah mampu mendorong KKKS untuk merevisi target produksi migas menuju kemampuan produksi maksimum yang dapat dilakukan.





“Patut kita syukuri, ditengah tantangan hulu migas di tahun 2019 dan semakin kompetitifnya sektor hulu migas, sektor ini mampu mencatatkan kinerja yang membanggakan pada aspek 1. lifting, 2. Realisasi cost recovery, 3. realisasi investasi hulu migas, 4. reserve replacement ratio (RRR), 5. penguatan kapasitas industri nasional melalui TKDN,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto Kamis (9/1/2010).

Baca Juga: SKK Migas – PetroChina Raih CSR Award 2016





Jika proposal awal KKKS untuk lifting minyak sebesar 699,8 ribu BOPD, maka kesepakatan bersama antara SKK Migas dan KKKS pada dokumen WP&B dapat ditingkatkan menjadi 729,5 ribu BOPD. Pada tataran pelaksanaannya, melalui berbagai langkah dalam mencapai operational excellence melalui antara lain : Filling The Gap (FTG), Production Enchancement Technology (PET), Management Work Through (MWT), Optimisasi Planned Shutdown dan lainnya, maka lifting minyak berhasil ditingkatkan pada angka 752.2 ribu BOPD.





Namun serangkaian kendala di sepanjang tahun 2019 seperti kebakaran hutan di Sumatera, dampak kondensat karena curtailment gas, revisi Amdal EMCL, kecelakaan di lapangan YY menjadikan pada akhir tahun 2019 lifting minyak bertengger pada angka 746 ribu BOPD. Capaian ini diatas target WP& B sebesar 729,5 ribu BOPD atau sebesar 102,3%. Adapun jika dibandingkan dengan target lifting minyak pada APBN 2019 yang sebesar 775 ribu BOPD, maka lifting 2019 mencapai 96,3% dari target. “SKK Migas dan KKKS telah bekerja keras, ditengah tantangan decline rate yang secara alamiah mencapai 20% per tahun, serta capaian lifting minyak 2019 yang 102,3% diatas target WP&B menunjukkan effort maksimal dari seluruh pelaku usaha hulu migas”, kata Kepala SKK Migas. “Adapun jika dibandingkan dengan RUEN yang pada tahun 2019 diprediksi lifting minyak berada di angka 590 ribu BOPD, maka capaian 746 ribu BOPD menunjukkan hasil yang membanggakan atas upaya kerja keras yang dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS”, ujar Dwi Soetjipto.

Baca Juga: Wagub Harap Kerjasama dengan SKK Migas Semakin Baik





Untuk gas, realisasi lifting tahun 2019 mencapai 5,934 MMSCFD atau 99,9% dibandingkan dalam target WP&B yang sebesar 5,937 MMSCFD. Adapun untuk target APBN 2019 ditetapkan sebesar 7.000 MMSCFD. Kepala SKK Migas menambahkan “Kinerja lifting gas di 2019 pada awalnya sempat mencapai angka 6,002 MMSCD. Capaian ini diperoleh setelah SKK Migas dan KKKS melakukan berbagai terobosan dan inovasi melalui kegiatan antara lain Filling The Gap (FTG), Production Enchancement Techonology (PET), Management, Optimisasi Planned Shutdown dan lainnya. Namun, adanya curtailment gas 60,8 MMSCFD seperti yang terjadi di JOB PMTS, Pertamina EP dan ENI. Kemudian kejadian H2S Spike EMCL dan accident di lapangan YY memberikan penurunan sebesar 7,2 MMSCFD”. Meskipun kinerja gas kurang menggembirakan, secara keseluruhan lifting Migas di tahun 2019 mencapai 1,806 MBOEPD atau 101,1% diatas target WP&B sebesar 1,790 MBOEPD, meskipun masih dibawah target APBN sebesar 2,025 MBOEPD.





Untuk memberikan kontribusi yang optimal bagi pendapatan negara, SKK Migas terus melakukan efisiensi dan mendorong KKKS untuk dapat menerapkan praktek opersional terbaik. Jika mengacu pada proposal cost recovery KKKS pada tahun 2019 sebesar US$ 13,736 miliar, pada WP&B SKK Migas berhasil menurunkan target biaya cost recovery menjadi US$ 12,5 miliar dan realiasasi cost recovery di tahun 2019 sebesar US$ 10,9. Pada APBN 2019, cost recovery ditetapkan sebesar US$ 10,1 miliar. Jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang realisasi cost recovery mencapai US$ 12,1 miliar, maka capaian di tahun 2019 menurun secara signifikan. “Penurunan realisasi cost recovery ini memberikan dampak positif berupa semakin besarnya pendapatan yang diterima oleh negara. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh SKK Migas telah dapat dilaksanakan secara efektif dengan tetap menghasilkan target lifting yang optimal diatas WP&B. Kami senantiasa bekerja keras dan terus menerapkan corporate governance dalam menjalankan tugas, agar target dapat dipenuhi dan dalam pelaksanaanya memenuhi ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan”, kata Dwi Soetjipto.





Upaya menciptakan tata kelola organisasi yang baik, SKK Migas telah menerapkan berbagai sistem manajemen berstandar internasional seperti ISO 9001:2015 tentang manajemen mutu dan ISO 37001:2016 tentang sistem manajemen untuk membantu organisasi mencegah mendeteksi dan menangani penyuapan. Telah beroperasinya integrated operation center (IOC) per 1 Januari 2020 semakin menambah optimisme, kinerja ekselen ditahun 2019 dapat ditingkatkan di tahun 2020.





Menjaga cadangan migas dapat terus berkelanjutan sampai generasi selanjutnya adalah salah satu hal yang telah ditetapkan Pemerintah dalam RUEN. Untuk melaksanakan target tersebut, SKK Migas telah menetapkan salah satu target KPI yang harus dipenuhi adalah Reverse Replacement Ratio (RRR) mencapai 100%. Berdasarkan data yang ada, target RRR 100% dapat dipenuhi pada tahun 2010 dan 2011, kemudian sepanjang tahun 2012-2017 target ini tidak dapat dipenuhi. Pada tahun 2018 target RRR dapat dipenuhi, yang pada tahun tersebut mencapai 106%. Kepala SKK Migas menyampaikan “Mencapai 100% RRR adalah sesuatu yang membutuhkan perjuangan. Selama 1 (satu) dekade terakhir, realisasi RRR sebesar 354% di tahun 2019 adalah yang terbesar. Kerja cepat, cermat dan produktif yang dilakukan oleh insan SKK Migas telah mampu merubah pesimisme pengelolaan blok Abadi Masela menjadi optimisme. Sejak ditemukan di tahun 1999 atau hampir 20 tahun, maka pada bulan Juli 2019 yang lalu POD Revisi Masela telah disetujui. Mengingat cadangan gas yang luar biasa di blok Masela yang saat ini mencapai 18,5 TCF gas dan 225 juta barel kondensat, maka dengan disetujuinya POD revisi Masela telah mendongkrak capaian target RRR secara signifikan”.





Sejalan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan investasi di Indonesia. SKK Migas terus mempromosikan investasi di sektor hulu migas. Realisasi investasi hulu migas di tahun 2019 mencapai US$ 11,49 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi di tahun 2018 sebesar US$ 11 miliar maupun tahun 2017 sebesar US$ 10,27 miliar. Potensi hulu migas di Indonesia masih menjanjikan, karena dari 128 cekungan, yang telah berproduksi adalah 20 cekungan. Bahkan di wilayah kerja lama yang telah bertahun-tahun di eksploitasi tetap masih memberikan potensi yang signifikan. Keberhasilan Repsol menemukan cadangan gas di blok Saka Kemang di KBD-2X sebesar 2 TCF adalah salah satu penemuan besar (giant discovery) di dunia pada semester pertama 2019.





Selain kontribusi dalam pendapatan negara, melalui pajak maupun pendapatan negara langsung, sektor hulu migas masih merupakan salah satu penggerak utama perekonomian nasional. Terlebih sektor ini telah mampu menerapkan TKDN pada angka yang signifikan, konsisten dalam beberapa tahun dikisaran 60%. Nilai pengadaan barang dan jasa sampai bulan November 2019 KKKS mencapai US$ 5,256 miliar dengan persentase TKDN sebesar 60,54% (cost basis), atau dengan kata lain kontribusi sektor hulu migas dalam menggerakan industri nasional mencapai US$ 3,182 miliar atau setara dengan Rp 44,55 triliun.





Pada tahun 2020, SKK Migas akan terus melakukan upaya terbaik dalam menjalankan peran dan fungsi agar sektor hulu migas dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal bagi negara. Untuk mencapai hal tersebut, SKK Migas akan konsisten menerapkan 5 (lima) pilar transformasi yang telah ditetapkan untuk meraih visi bersama yaitu second golden era, 1 million BOPD di tahun 2030. Di tahun 2020 upaya yang dilakukan SKK Migas untuk meningkatkan produksi antara lain dengan :





  1. Mempertahankan Tingkat Produksi Eksisting yang tinggi melalui pPengeboran pengembangan naik 20-25% dengan rincian rencana kerja 2020 mencapai 407 sumur pengembangan; 812 WO; 24,843 WS.
  2. Transformasi Sumberdaya ke Produksi dilakukan dengan Pengeboran Deliniasi Struktur Parang, Re-Entry Lofin-2, Onstream POD Lapangan Sidayu
  3. Mempercepat Chemical EOR, melalui kegiatan Field Trial Lapangan Sago, Gemah, Jatibarang, Studi EOR Lapangan Pedada, Kaji-Semoga, Belida
  4. Eksplorasi untuk Penemuan Besar dilakukan antara lain dengan Seismik 2D Jambi Merang (Open Area) tahun ke-2 dengan investasi US$ 75 Juta




Pada APBN 2020 telah ditetapkan target yang tinggi untuk minyak pada angka 755 MBOPD dengan angka teknis pada 705 MBOPD, sedangkan untuk gas target ditetapkan 6.670 MMSCFD dengan angka teknis pada 5.685 MMSCFD. Adapun expenditure di tahun 2020 sebesar US$ 13,8 miliar , dengan porsi terbesar untuk produksi sebesar US$ 9,2 miliar, development US$ 2,5 miliar dan ekplorasi US$ 1,2 miliar, serta sisanya administrasi.





Dalam rangka mencapai target RRR 100% di tahun 2020, SKK Migas akan memenuhinya dari 28 persetujuan POD/POFD/POP yang akan menambah cadangan sebesar 198 MMBO Minyak & 3,693 BSCF Gas atau setara 857 MMBOE.





“Untuk mencapai target 2020 dan meneruskan operational excellence secara berkelanjutan, maka SKK Migas akan mengoptimalkan pemanfaatan IOC dan akan terus menambah fitur baru yang dapat mendukung pelaksanaan operasional hulu migas. Data real time yang ada di IOC diharapkan dapat mendorong SKK Migas lebih aktif melakukan koordinasi dan masukan/referensi kepada KKKS, sehingga dapat meminimalkan pula dampak kejadian negatif yang terjadi di tahun 2019", kata Kepala SKK Migas.





Memangkas prosedur perijinan dan waktu penyelesaiannya menjadi salah satu target SKK Migas sebagai bagian untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif di sektor hulu migas. "Setelah melakukan persiapan di kuartal keempat tahun 2019, termasuk melakukan beberapa kali workshop dengan KKKS, dalam waktu dekat di bulan Januari 2020, SKK Migas akan melaunching layanan one door stop policy", pungkas Dwi Soetjipto.***


BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya