INFOJAMBI.COM - Anggota DPR RI dari Dapil Sumatera Utara III, Hinca Panjaitan, mendesak Presiden untuk segera menetapkan status tanggap bencana atas kondisi banjir dan cuaca ekstrem yang berlangsung di Sumatera. Ia menegaskan situasi yang terjadi tidak bisa ditangani dengan respons biasa.
"Saya kira Presiden harus segera menetapkan tanggap bencana. Segera, karena ini urusan kemanusiaan, " ujar Hinca dalam Dialektika Demokrasi bertema "Bersatu Siapkan Langkah Antisipasi Potensi Bencana Alam" di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/11/2025),
Baca Juga: Puan : Putusan MK Soal Keterwakilan Perempuan di AKD Sejalan dengan Isu Kesetaraan Gender
Hinca menegaskan bahwa dalam tiga hari terakhir ini, ia terus memantau situasi di berbagai wilayah terdampak, mulai dari Toba Raya, Tapanuli Tengah, Sibolga, Nias, hingga Medan.
"Saya tiga hari terakhir ini terus berkomunikasi dengan keluarga, teman-teman. Air (banjir) sudah masuk ke dalam rumah melebihi lutut, " kata Politisi Fraksi Partai Demokrat ini.
Baca Juga: Pasca OTT Gubernur Riau, Puan Minta Kepala Daerah Harus Mawas Diri
Hinca mengatakan kondisi di lapangan sangat berat, ditambah gangguan listrik, komunikasi, hingga akses jalan terputus. "Kami menghubungi tidak bisa, karena memang saluran komunikasi terputus dan listrik juga padam, " ujar Anggota Komisi Hukum DPR RI ini.
Hinca juga menyatakan telah berkomunikasi dengan PLN yang saat ini sedang bekerja keras untuk memperbaiki tiang listrik dalam kondisi alam yang tidak mudah ini. Karena itu, ia mendesak agar pemerintah segera mengarahkan seluruh sumber daya untuk menyelamatkan warga, tanpa terhambat prosedur administratif.
Baca Juga: Parlemen Remaja 2025 Momentum Lahirnya Pemimpin Masa Depan
Ia menegaskan bahwa keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas. "Kemanusiaanlah lebih dahulu. Jadi negara harus menyelamatkan warga negaranya dahulu dengan segala konsekuensi dan risiko apapun, " katanya.
Forecaster BMKG, Agie Wandala Putra, menyampaikan duka cita atas korban jiwa akibat cuaca ekstrem tersebut. Ia menyebut fenomena ini dipicu siklon yang awalnya terdeteksi sebagai bibit siklon tropis 95B di Selat Malaka, yang disebutnya sebagai kejadian langka.
"Biasanya badai tropis tidak terbentuk sedekat ini dengan Indonesia. Ini bukti bahwa perubahan iklim dan pemanasan global memberikan dampak nyata," ujarnya. (Tim)
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com