Selamat Jalan Prof Salim Said, Wartawan dan Diplomat itu, Hasril Chaniago : Kata Bijak Almarhum Berbagai Persoalan Terjadi Di Bangsa ini, Karena Para Pemimpin Tidak Memahami Sejarah.

Selamat Jalan Prof Salim Said, Wartawan dan Diplomat itu, Hasril Chaniago : Kata Bijak Almarhum Berbagai Persoalan Terjadi Di Bangsa ini, Karena Para Pemimpin Tidak Memahami Sejarah.

Reporter: PM | Editor: Admin
Selamat Jalan Prof Salim Said, Wartawan dan Diplomat itu, Hasril Chaniago : Kata Bijak Almarhum Berbagai Persoalan Terjadi Di Bangsa ini, Karena Para Pemimpin Tidak Memahami Sejarah.
Wartawan Senior dan Sejarawan, Hasril Chaniago || Dokpri

INFOJAMBI.COM - Prof. Salim Said, Ph.D.(80), cendekiawan terkemuka Indonesia, telah memenuhi panggilan Sang Khalik, Sabtu 18 Mei 2024. Kabar duka saya terima pertama kali melalui pesan WA Uni Gemala Hatta pkl 20.30 WIB Sabtu malam, 1 jam setelah Prof. Salim menghembuskan nafas terakhir.

Prof. Salim Said adalah sosok multitalenta: wartawan, sastrawan, sosiolog, guru besar ilmu politik,  sejarawan, dan diplomat. Ilmunya tinggi dan mendalam dengan wawasan sangat luas.

Baca Juga: Farid Prawiranegara dan Keteladanan Pemimpin Masa Lalu

Dilahirkan di Parepare, Sulawesi Selatan, 10 November 1943, Salim Said yang berdarah Bugis memulai karier sebagai wartawan Harian "Angkatan Bersenjata" (1966-1971), lalu di Majalah "Tempo" (1971-1987).

Pendidikan Salim Said "gado-gado" seperti bakat dan kiprahnya. Mulanya kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia (1964-65), lalu pindah ke Fakultas Psikologi UI (1966-67), keduanya tidak tamat. Ia memperoleh gelar sarjana dari Jurusan Sosiologi FISIP UI (1977) setelah menjadi Redaktur "Tempo" dan gelar Doktor (Ph.D.) dari Ohio State University, Amerika Serikat (1985).

Baca Juga: Hebatnya Bali, Belum Dibangun Sudah Menyedot Pengunjung.

Kiprahnya beragam. Selain wartawan dan penulis, ia pernah menjadi anggota Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Kembali dari AS, ia mengajar di berbagai universitas, lalu dikukuhkan jadi Guru Besar Bidang Politik dan Militer Universitas Pertahanan (Unhan). Pernah diangkat menjadi Duta Besar RI di Republik Ceko (2006-2010), dalam 4 dekade belakangan Prof. Salim aktif menulis dan berpartisipasi dalam diskusi tentang film, sejarah, sosial, politik dan militer tingkat nasional maupun internasional.

Saya bertemu muka Prof. Salim hanya 2 kali. Pertama dikenalkan oleh Bang Farid Prawiranegara (Alm.) awal 2000-an, dan terakhir ketika diundang Bang Karni Ilyas sebagai narasumber ILC 17 Maret 2022 yang membedah kontroversi Kepres Penetapan Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Besar Nasional yang kemudian "didiamkan" saja. Juga bicara sejarawan Prof. Anhar Gonggong.

Baca Juga: Pilgub Sumbar 2024 : Gamawan Fauzi Comeback, Rindu Sosok Pemimpin Merakyat

Ucapan Prof. Salim yang paling saya ingat adalah: "Berbagai persoalan di negara kita ini terjadi karena para pemimpin tidak memahami sejarah".

Selamat jalan Prof. Salim Said. Semoga Allah SWT membalas semua amal-ibadahmu dengan Surga Jannatun Naim ****

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya