INFOJAMBI.COM — Setelah rapat dengan seluruh pihak terkait untuk pembangunan Pelabuhan Muara Sabak dan Bandara Depati Parbo Kerinci, Rabu (2/8) malam, di Ruang Rapat Badan Penghubung Daerah Provinsi Jambi, keesokan harinya Gubernur Jambi, H Zumi Zola, menemui Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, di Kantor Otoritas Bandara, Cengkareng.
Maksud pertemuan tersebut adalah Zola berharap agar Menhub mendukung dan membantu pembangunan Pelabuhan Muara Sabak, Bandara Depati Parbo Kerinci, dan Rel Kereta Api Trans Sumatera yang ada di Provinsi Jambi.
Zola menyampaikan 3 hal kepada Menhub, yaitu 1.Fungsionalisasi Pelabuhan Muara Sabak Tanjabtim, 2.Optimalisasi Bandara Depati Parbo Kerinci, dan 3.Percepatan pembangunan Rel Kereta Api Trans Sumatera. Zola mengatakan, ketiga hal tersebut sudah masuk prioritas dalam rapat terbatas dengan Presiden Repubik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dan kemudian ditindaklanjuti dalam rapat dengan Menteri Perekonomian Republik Indonesia.
Untuk Pelabuhan Muara Sabak, kata Zola, sudah dikoordiasikan dengan seluruh pihak terkait, termasuk dengan Pelindo II yang memiliki lahan kurang lebih 200 Ha dan juga dengan PT Samudera Indonesia. “Air dan listrik sudah ada, dermaga sudah ada, dan pengerukan untuk lahan Pelindo II sudah dianggarkan Rp3,5 miliar. Telah dilakukan penyusunan Amdal oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jambi. Permasalahannya, harus dilakukan pengerukan alur perairan di 12 mil kurang lebih 12 titik, dengan dana yang dibutuhkan Rp100 sampai 120 miliar,” ujar Zola.
Zola menjelaskan, untuk Bandara Bandara Depati Parbo, Kerinci, pembebesan lahan 30 Ha, dianggarkan Rp30 miliar, Rp15 miliar dari Pemerintah Provinsi Jambi dan Rp15 miliar dari Kementerian Perhubungan. Namun, kendalanya adalah dari Pihak Bandara Depeti Parbo Kerinci menyatakan bahwa anggaran Rp15 miliar dari Kemenhub dibintang, karena berkas-berkas dari Kabupaten Kerinci belum sampai ke pihak bandara. Zola berharap agar bintang anggaran dicabut, supaya pembebasan lahan bisa diselesaikan pada tahun 2017 dan pelebaran bandara bisa dilaksanakan pada tahun 2018.
Zola menambahkan, satu lagi permasalahan dalam pengembangan Bandara Depati Parbo, masterplan (rencana induk) pengembangan Bandara Depati Parbo belum di SK-kan Menhub.
Terkait pembangunan Rel Kereta Api Trans Sumatera yang ada di Provinsi Jambi, Zola memgatakan bahwa Studi kelayakan dan Amdal sudah selesai, DED (Detailed Engineering Design) dalam proses. Trase Jambi – Sumsel berkasnya sudah selesai dan sudah di Kementerian, sedangkan trase Jambi- Riau belum diusulkan karena belum ada rekomendasi dari Pemprov Riau dan kabupatennya.
Menanggapi penjelasan Zola, Menhub, Budi Karya Sumadi mengatakan 3 poin, yaitu, 1.Membantu pembangunan Pelabuhan Muara Sabak dengan alokasi anggaran Rp40 miliar, 2.Masterplan Bandara Depati Parbo Kerinci akan di SK-kan, 3.Mengalokasikan Rp15 miliar untuk pembebasan lahan perluasan Bandara Depati Parbo Kerinci (bintang anggaran dicabut).
Menanggapi pengerukan alur perairan di Muara Sabak, Menhub mengusulkan supaya diberikan kewenangan kepada swasta untuk melakukan pengerukan.
Selanjutnya, untuk pembangunan Rel Kereta Api Tran Sumatera yang ada di Provinsi Jambi, Menhub mengatakan akan terus mengusahakannya sembari menunggu kesiapan dari seluruh daerah terkait.
Usulan dan harapan Zola, terutama untuk dukungan pembangunan Pelabuhan Muara Sabak dan Bandara Depati Parbo diakomodir dan diterima oleh Menhub.
Usai pertemuan dengan Menhub, dalam sesi wawancara, Zola menyatakan, ada 3 hal yang disampaikannya kepada Menhub, yaitu pembangunan Pelabuhan Muara Sabak, Bandara Depati Parbo, dan pembangunan Rel Kereta Api Trans Sumatera.
Untuk Pelabuhan Muara Sabak, dibutuhkan dana untuk melakukan normalisasi atau pengerukan 12 mil, dari pelabuhan menuju laut lepas. Menteri memberi bantuan. Biaya pengerukan sangat besar, sampai Rp 120 miliar, dIlakukan bertahap karena yang lain juga harus diperhatikan. Itu akan dikerjakan. Kemudian secara prinsip akan didukung untuk Pelabuhan Muara Sabak.
Kedua, untuk Pelabuhan Depati Parbo, ada pembebasan lahan yang dibiayai APBN dan pemprov. APBN terkendala berkas dari pihak kabupaten belum lengkap. Zola sudah minta ke Sekda, agar berkasnya selesai tidak lebih dari satu minggu. Kalau tidak, sayang APBN itu sudah sampai di Jambi tapi ditarik lagi karena tidak sigap.
"Saya minta betul, Pemprov langsung turun untuk mengingatkan, satu minggu berkas itu sudah harus selesai dan dikirimkan kepada pihak Bandara Depati Parbo dan dilaporkan ke Kementerian Perhubungan, Kementerian Perhubungan nanti akan ke Kementerian Keuangan, bahwa ini sudah clear. Inilah yang saya katakan komitmen. Target kita tahun 2017 selesai pembebasan lahan, tahun 2018 sudah mulai kita bangun terminalnya. Ini butuh waktu, jangan sampai kelalaian seperti ini menghambat” jelas Zola.
Rel Kereta Api Trans Sumatera, Zola mengatakan anggaran ini besar sekali. Dia berharap pembangunannya bisa on schedule (sesuai jadwal). Perkembangannya saat ini untuk trase Jambi – Sumatera Selatan, kedua provinsi sudah siap, baik surat-surat, berkas, maupun DED-nya, namun permasalahannya trase Jambi – Riau, dari Pemprov Riau dan kabupatennya belum ada.
“Ini yang disampaikan. Jambi sangat mendukung program pusat dan berharap jangan sampai nanti kita dinilai kurang pro aktif. Kami sangat komit. Alhamdulillah, ini sudah sampai ke Pak Menteri dan kita juga sangat berharap semua program Kementerian Perhubungan di Provinsi Jambi bisa terlaksana dengan baik, sesuai waktu, termasuk masalah lahan, jangan sampai ada masalah,” tutur Zola. (infojambi.com/***)
Penulis : Mustar Hutapea || Foto : Novriansah
Baca Juga: Nasib Guru Non-PNS Terancam, Zola Akan Berjuang Mati-Matian
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE