Dilantik Jadi Kepala BKKBN, Bupati Kulon Progo Siap Mundur

| Editor: Muhammad Asrori
Dilantik Jadi Kepala BKKBN, Bupati Kulon Progo Siap Mundur


PENULIS : BAMBANG SUBAGIO
EDITOR : M ASRORI S

Baca Juga: Kepala Perwakilan BKKBN Jambi Diganti





Bupati Kulon Progo, dr. H. Hasto Wardoyo (Foto/Bambang Subagio)




INFOJAMBI.COM - Menteri Kesehatan dijadwalkan akan melantik Bupati Kulon Progo, dr. H. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) menjadi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional (BKKBN), Senin (1/7/2019) besok.





“Rencananya, Senin 1 Juli 2019, di auditorium BKKBN Pusat di Halim (Jakarta),” kata Sekretaris Utama BKKBN, Nofrijal, di Jakarta, Minggu (30/6/2019).

Baca Juga: Plt Gubernur Himbau Warga Terapkan Pola Hidup Sehat





Nofrijal mengungkapkan dirinya telah bertemu dengan Bupati Kulonprogo, di Kompleks Pemkab Kuloprogo, Kamis (27/6/2019), untuk menyerahkan surat mandat atau surat undangan dari Presiden Joko Widodo sebagai Kepala BKKBN.





Kepastian tanggal dan waktu pelantikan ini, mendasarkan atas perintah dari Sekretariat Kabinet. Jabatan Kepala BKKBN saat ini sudah kosong selama 1,5 tahun.

Baca Juga: Lantik Kepala BKKBN, Menkes Minta Hasto Tidak Lakukan KKN





"Lembaga ini butuh pejabat sebagai pucuk pimpinan, " kata Nofrijal.





Sebagai Konsekuensinya, Bupati Hasto Wardoyo pun harus mundur dari jabatannya sebagai Bupati.





Melalui pesan singkatnya, Hasto mengatakan, baru akan mengurus pengunduran dirinya sebagai Bupati Kulon Progo, usai pelantikan sebagai Kepala BKKBN.





Hasto menegaskan, setelah dilantik besok ada berita acara pelantikan yang nanti dipakai untuk mengajukan kepada DPRD Kulon Progo, bahwa dirinya mengundurkan diri.





"Setelah saya dilantik besok, saya mengundurkan diri atas dasar SK dan berita acara," ujar Hasto, Minggu (30/6/2019).





Hasto mengaku, memiliki beberapa pertimbangan, hingga akhirnya bersedia dilantik menjadi Kepala BKKBN. Salah satunya, karena Hasto merasa terpanggil dan prihatin dengan masalah kependudukan dan keluarga berencana. Keprihatinan dalam arti program keluarga berencana perlu lebih disukseskan.





"Tingkat nasional, ada target menurunkan angka kematian ibu dan bayi, pilarnya adalah keluarga. Di situ ada program kontrasepsi, pembangunan keluarga sejahtera," kata Hasto yang merupakan dokter kebidanan dan kandungan.





Hasto menambahkan, dia juga merasa terpanggil ada target yang belum tercapai dan perlu mendapat perhatian bersama.





"Ada bonus demografi yang harus dimaksimalkan," lanjut Hasto yang akan mengakhiri jabatan Bupati periode kedua pada 2020 mendatang.***


BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya