Kayu Manis Kerinci Disiapkan untuk Diekspor ke Belgia

| Editor: Wahyu Nugroho
Kayu Manis Kerinci Disiapkan untuk Diekspor ke Belgia


PENULIS : TIM LIPUTAN
EDITOR : WAHYU NUGROHO

Baca Juga: Pencapaian Jambi dalam Ekspor Nasional









INFOJAMBI.COM - Setelah ekspor perdana Kopi Kerinci ke Belgia, rombongan Pihak Kedutaan Besar Belgia untuk Indonesia dan Rikolto (LSM asal Belgia yang melakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani) meninjau pengolahan kayu manis di Desa Talang Kemuning, Kecamatan Bukit Kerman, Kabupaten Kerinci, Minggu (13/10/2019) sore.





Pemrosesan kayu manis (mulai dari penanaman sampai panen) di Desa Talang Kemuning dilakukan oleh Kelompok Tani Taktik (Tani Sakti Alam Kerinci), dan Kelompok Tani Taktik juga dampingan Rikolto sejak tahun 2014, saat Rikolto bernama Veco.

Baca Juga: Dewan Rempah, Akan Buat Kayu Manis Kerinci Mendunia





Dalam tahun 2019, Taktik sudah 3 kali menjual kulit kayu manis (cinnamon bark) ke Tripper (Eropa), Tripper mengolah kulit kayu manis tersebut menjadi powder (bubuk), yang dijual ke Verstagen Spices, retailer yang memasarkan ke Eropa dan Amerika Serikat.





Taktik sudah mendapatkan sertifikasi organik (menggunakan pupuk organik), yang memenuhi standar organik Uni Eropa dan USDA/Depertemen Pertanian Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Internasional, Control Union.

Baca Juga: Dewan Rempah Akan Buat Kayu Manis Kerinci Mendunia





Pihak Kedutaan besar Belgia untuk Indonesia dan Rikolto ingin melihat langsung pengolahan kayu manis di Kerinci dan memastikan bahwa standar mutu produk kayu manis Kerinci memenuhi standar yang diminta oleh para buyer (pembeli) dari Belgia dan negara-negara Eropa serta Amerika, salah satunya bahwa kayu manis tersebut menggunakan pupuk organik, bukan pupuk kimia.





Sekretaris Pertama Kedutaan Belgia untuk Indonesia, Mr.Guillaume Goessens mengatakan, di Belgia banyak memakai kayu manis, dan berharap agar kayu manis tersebut diolah dengan standar yang bagus.





Guillaume Goessens mengemukakan bahwa Belgia terbuka terhadap kerjasama dalam berbagai bidang di Indonesia, terutama yang manfaatnya langsung dinikmati masyarakat.









Direktur Internasional Rikolto (LSM asal Belgia yang bergerak dalam pemberdayaan dan pendampingan petani), Mr.Chris Claes pada intinya menekankan, memproduksi kayu manis tersebut tidak boleh merusak lingkungan dan hutan, dan masyarakat lokal harus diberdayakan.





Profesor Patrick Van Damme dari Universitas Gent, Belgia, pada intinya menyampaikan bahwa kehadiran Belgia di Kerinci dengan pembinaan yang dilakukan langsung kepada petani adalah untuk membantu menghadirkan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan dalam meningkatkan value chain (rantai nilai) kayu manis.





Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Rizal menyatakan, dari sektor hulu mengharapkan sekali supaya kulit manis Kerinci dan Provinsi Jambi bisa langsung dijual ke Eropa. “Ini adalah awal yang baiik,” ujar Agus Rizal.





Agus Rizal menyatakan, bahwa dalam bulan Oktober 2019 ini, Dinas Perkebunan akan mengikuti sidang varietas di Solo dan berharap Kerinci menjadi sumber benih di Indonesia. Selain itu, dalam tahun 2010 – 2021, ada program pemberian bibit dari pemerintah senilai Rp500 juta selama 5 tahun.





Penasehat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Muhammad Nurudin menuturkan, ada 4 priorotas Dana Desa, yakni: 1.BUMDes, 2.sarana olahraga, 3.infrastruktur, dan 4.produk unggul kawasan perdesaaa, dan pembinaan dan pendampingan petani kayu manis Kerinci ini sesuai dengan prioritas ke-4, produk unggul kawasan perdesaan, dimana upaya yang dilakukan dengan adanya Dana Desa merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan dan pembukaan lapangan kerja.





Untuk Kabupaten Kerinci, tambah Muhammad Nurudin, tahun ini mendapatkan Rp212 miliar Dana Desa, per desa mendapatkan kisaran Rp800 – 900 juta.





Wakil Bupati Kerinci, H.Ami Taher mengemukakan, ada 3 inti dalam pembinaan petani kayu manis Kerinci dan dalam  menghasilkan produk berkualitas tinggi, yang bisa memenuhi standar ekspor, yaitu: 1.keberlanjutan, 2.teknik pengolahan, dan 3.pemberdayaan petani





Ketua Kelompok Tani Taktik (Tani Sakti Alam Kerinci) Desa Talang Kemuning, Kecamatan Bukit Kerman, Badral mengatakan, kayu manis yang mereka hasilkan menggunakan pupuk organik, dan dia beserta kelompoknya menghadapi tantangan besar untuk beralih dari pemakaian pupuk, dari pupuk kimia ke pupuk organik.









Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Pertama Kedutaan Belgia untuk Indonesia, Mr.Guillaume Goessens, Direktur Internasional Rikolto, Mr.Chris Claes dan rombongan meninjau pengolahan kulit kayu manis, mulai dari pengikisan kulit terluar, pembelahan, penjemuran, pembentukan stik, pemotongan, dan  penyusunan ke karung jarring. (MH)


BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya