Pentingnya Youth Participation dalam Pembangunan Daerah

Digulirkannya otonomi daerah pasca reformasi telah membawa sistem pemerintahan dari yang bersifat sentralistik menuju desentralistik

| Editor: Admin
Pentingnya Youth Participation dalam Pembangunan Daerah


Decoration, dalam indikator ini anak muda diberdayakan untuk mendukung sebuah tujuan tertentu dengan cara yang relatif tidak langsung, meskipun orang dewasa dapat berpura-pura bahwa tujuan tersebut diilhami oleh kaum muda.;

Tokenism, kaum muda seperti diberikan pilihan, tetapi pada kenyataannya mereka hanya memiliki sedikit atau tidak sama sekali pilihan tentang apa yang mereka lakukan atau tentang bagaimana mereka berpartisipasi; Assigned but Informed, pada indikator ketiga ini anak muda diberikan peran khusus dan diinformasikan tentang bagaimana dan mengapa mereka perlu terlibat.

Dalam hal ini, termasuk juga keterlibatan anak muda yang bersifat temporer seperti Focus Group Discussion atau mengikuti survey; Informed Dialogue, indikator ini menjabarkan bahwa anak muda berperan dalam memberikan masukan yang berkelanjutan tentang proyek atau program yang dirancang dan dijalankan oleh orang-orang dewasa. Anak muda diberitahu tentang bagaimana masukan mereka akan digunakan terhadap hasil dari keputusan yang dibuat oleh orang dewasa. Dalam hal ini, anak muda juga terlibat dalam evaluasi program tersebut;
Adult-initiated, share decision-making, proyek atau program diprakarsai oleh orang dewasa namun pengambilan keputusan dibagi dengan anak muda.

Upaya ini dilakukan dengan menggunakan prosedur dan penyampaian yang mudah dipahami oleh anak muda tersebut; Youth-Initiated Partnerships, indikator ini menjabarkan bahwa anak muda dan orang dewasa bergabung bersama secara setara untuk menyelesaikan program, merencanakan kegiatan, mengoperasikan program, atau menyelesaikan sebuah tugas tertentu; Youth-Initiated Leaderships, anak muda memberikan pelayanan sebagai pemimpin dalam usia yang sebaya dalam kapasitas diberikan upah atau volunteer. Anak muda memimpin kegiatan dengan teman sebayanya atau dengan orang dewasa.

Dalam hal ini, orang dewasa hanya terlibat sebagai peran pendukung;
Organizing and Governing, pada tingkatan yang tertinggi dan terakhir ini anak muda memiliki peran sentral dalam struktural organisasi, mendorong keputusan yang terprogram atau strategis dari pemerintah daerah. Anak muda diberdayakan untuk menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan bersama dan memiliki kesempatan bagi anak muda untuk belajar dari pengalaman hidup dan keahlian dari orang dewasa.

Namun, menurut Roger Hart, tiga tingkatan pertama ini belum dapat dikategorikan sebagai partisipasi, karena ketiga hal tersebut hanya mencerminkan nilai-nilai “adultism” terhadap anak muda, namun pada tingkatan keempat hingga kedelapan sudah masuk dalam kategori bentuk partisipasi.

Pentingnya tingkatan youth participation ini tentunya dapat dijadikan refleksi bagi anak muda untuk dapat berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan publik yang memiliki dampak positif, di sisi lain pemerintah daerah sekiranya dapat memberikan keleluasaan ruang bagi anak muda dalam berbagai sektor, sehingga diharapkan dapat menciptakan sebuah hubungan demokrasi yang ideal.

Dengan menggunakan delapan indikator ini, serta jika dikaitkan dengan konsep pembangunan daerah berbasis partisipasi anak muda dalam konsep demokrasi kontemporer, hal ini tentunya dapat mendorong partisipasi anak muda (young people) khususnya dalam berbagai program dan kebijakan sektor baik ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, lingkungan hidup, serta industri kreatif sekaligus dalam upaya membangun Provinsi Jambi untuk kedepannya. (Penulis adalah akademisi Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.)

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya