Selain itu dengan mengalihkan “jalur Sungai Batanghari” adalah solusi jitu setelah angkutan umum telah berhasil dikendalikan.
Menggunakan jalur Sungai Batanghari selain dapat mengangkut paling sedikit hingga 2 ribu ton justru yang dapat mengurangi jumlah armada angkutan batubara yang paling banter cuma 15 ribu ton. Dengan demikian justru dapat mengurangi jumlah armada hingga 134 angkutan batubara.
Baca Juga: Gubernur Tinjau Peningkatan Kualitas Jalan Pemukiman Kumuh
Selain itu dengan menggunakan jalur Sungai Batanghari yang menggunakan tongkang batubara dapat mencapai ambang luar laut lepas. Sehingga dapat mengurangi biaya mobilitas yang semula harus diturunkan di Stok file batubara yang terdapat di berbagai pelabuhan.
Peristiwa Insiden kapal tongkang pengangkut batubara yang menabrak jembatan adalah peristiwa serius yang harus diusut tuntas. Pihak Polda Jambi yang langsung menggelar penyelidikan untuk mengungkapkan peristiwa “apakah peristiwa kelalaian semata” atau memang faktor-faktor lain juga harus diberikan apresiasi yang tinggi.
Baca Juga: Sekda Senam Pagi Bersama ASN
Dengan membongkar sekaligus melihat peristiwa biasa atau adanya kelalaian akan dapat diminta pertanggungjawaban kepada pemilik kapal tongkang pengangkut batubara.
Namun gerak cepat (gercap) Al haris sebagai Gubernur Jambi yang langsung menggelar rapat evaluasi angkutan batubara jalur sungai di ruang aula Kantor Gubernur merupakan bentuk “keseriusan”. Sekaligus bentuk komitmen Gubernur Jambi dan Pemerintah Provinsi Jambi dan Polda Jambi yang tetap menjaga “jalur maut” Simpang Sridadi - Simpang Ness tetap nyaman dilalui angkutan umum kendaraan darat.
Baca Juga: Pilgub Jambi dan Pilwako Sungaipenuh Rawan Konflik
Teruslah bekerja, Pak Gub. Kami senantiasa mendoakan agar Pak Gubernur tetap terdepan didalam mendahulukan kepentingan rakyat. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE