Pemerintah memang telah menghentikan sementara proyek stockpile di Aur Kenali. Tapi polemik belum selesai. Di balik keputusan itu, seperti biasa, muncul tudingan warga menghalangi investasi.
Eittt… tunggu dulu. Sejak kapan menjaga rumah sendiri dianggap sebagai penghalang? Investasi yang baik seharusnya tumbuh bersama masyarakat, bukan mengangkangi mereka.
Baca Juga: Ketua JMSI Jambi Harap PWI Batanghari Kompak dan Bersinergi
Kalau warga menolak karena merasa terancam, itu bukan sabotase. Itu hak. Kedaulatan rakyat jauh lebih tinggi dari sekadar dokumen perizinan. Apalagi penolakan stockpile itu lahir murni dari rakyat.
Warga Aur Kenali tidak sedang melawan pembangunan. Mereka sedang menjaga agar investasi tidak merusak. Itu justru bentuk partisipasi yang paling sehat dalam demokrasi.
Baca Juga: Hendrar Prihadi: Semarang Maju Berkat Bantuan Media Massa
Jadi, kalau ada yang bilang penolakan ini menghambat investasi, mungkin kita perlu balik bertanya, investasi macam apa yang tak sanggup berdialog dengan rakyat? Investasi yang baik adalah yang dampaknya dipercaya.
Kepercayaan, seperti ruang hidup, tak bisa dibeli dengan angka. Warga Aur Kenali yang merasa hidupnya terusik akan terus melawan. Sebagian besar dari mereka tidak mau diukur dengan uang, demi masa depan anak cucunya kelak.
Baca Juga: Sah, JMSI Kini Siap Gelar Uji Kompetensi Wartawan
Penolakan stockpile di Aur Kenali bukan cuma datang dari warga Kelurahan Aur Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi. Tapi juga dari warga Kelurahan Penyengat Rendah, juga masuk wilayah Kecamatan Telanaipura.
Aur Kenali berbatasan langsung dengan Kabupaten Muaro Jambi. Area pembangunan stockpile itu berdampingan langsung dengan dapur-dapur rumah warga. Khususnya warga Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota.
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com