JAKARTA - Usai mengikuti Rapat Koordinasi Nasional VIII TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) 2017, di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Kamis (27/7) yang dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gubernur Jambi, H Zumi Zola, akan segera menindaklanjutinya.
Pemerintah Provinsi Jambi akan mengadakan pertemuan dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Jambi, untuk menekan inflasi.
Baca Juga: Toko TPID Hadir Dapat Kendalikan Inflasi Pangan
Selain Gubernur Jambi beserta seluruh kepala daerah se-Indonesia, pembukaan Rakornas juga dihadiri oleh Gubernur BI Agus Martowardojo, Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menseskab Pramono Anung
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendali Inflasi se Indonesia turut hadir.
Baca Juga: Inflasi Jadi Parameter Keberhasilan Pembangunan Ekonomi Daerah
Tema Rakornas VIII TPID 2017 adalah "Mempercepat Pembenahan Efisiensi Tata Niaga Pangan Melalui Penguatan Infrastruktur dan Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Kesejahteraan Rakyat".
Zola menegaskan, walau laju tingkat inflasi di Provinsi Jambi dapat dikatakan cukup terkendali, namun dirinya menginginkan adanya penurunan terhadap inflasi tersebut.
Baca Juga: Inflasi Jambi Juni 2020 Terkendali
"Tadi, sudah ada arahan dari Bapak Presiden, misalkan bagaimana kita bisa mengkonekkan semua daerah, kalau di Jambi berarti kabupaten/kota, jika di pasar ada satu komoditi yang tinggi, bisa tidak untuk dapat dikirimkan dari daerah yang harganya lebih murah dan lebih banyak, supaya harganya jadi turun," sambung Zola.
"Alhamdulillah kemarin daging sapi ketika lebaran sebelumnya sudah naik sampai Rp130, 140 bahkan sampai 150 ribu. Alhamdulillah stabil sampai harga Rp.120 ribu, saya tanya pada gubernur lainpun harganya juga kurang lebih sama. Berarti Alhamdulillah kita bisa bisa mengontrol ini," ujar Zola.
Untuk menindaklanjuti hasil pertemuan dalam Rakornas ini, kata Zola, dirinya beserta jajaran Pemerintah Provinsi Jambi dalam waktu dekat akan mengadakan pertemuan dengan pihak Bank Indonesia diantaranya untuk mengkaji langkah-langkah apa saja yang akan diambil, terutama dalam mengatasi laju inflasi di Provinsi Jambi.
"Langkah-langkah selanjutnya dalam waktu dekat kami akan menindaklanjuti pertemuan ini dengan Bank Indonesia, pertama yang dikaji adalah bagaimana langkah-langkah kita untuk inflasi di Jambi. Tadi menggunakan istilah siapa yang tanam apa, siapa yang butuh apa. Bisa tidak kita konekkan itu, ketika ada kenaikan di suatu daerah kita kirimkan," tutur Zola.
Zola ingin membahas dengan BI masalah harga karet dan harga sawit, tata niaganya itu seperti apa, bisa tidak kita intervensi. Kalau intervensi dalam bentuk apa, BI bisa bantu tidak. Ini yang akan kita kaji dalam waktu dekat, mudah-mudahan ada solusinya, karena ini penting juga, pentingnya ketika kita memasukkan kedalam anggaran 2018 yang akan datang," terang Zola.
Seperti Kabupaten Bungo, Bupatinya sudah mau mengadakan peternakan sapi, dalam kajian sekarang ini sampai 3.000 ekor, awalnya 200 ekor. Zola mendukung sekali, setiap kabupaten mau apa, jadi ada pemetaannya dan fungsinya.
"Kemarin saya dari Kerinci luar biasa juga bagusnya, tidak ada memasok atau mengimpor dari provinsi lain. Kerinci sudah surplus, berasnya, cabenya, bawangnya maupun kentangnya. Nah, kita menginginkan seperti itu, bisa ada di lain kabupaten/kota se Provinsi Jambi," ungkap Zola.
Zola mengatakan, angka inflasi untuk Provinsi Jambi saat ini adalah 4,3 persen, dan kenaikan tersebut disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah listrik, tiket pesawat, kenaikan harga pupuk dan lainnya.
"Nanti poin-poin seperti ini akan kami bahas dengan BI dan solusinya seperti apa, dan kami juga akan naikkan ke kementerian masing-masing," pungkas Zola.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan, kunci mengelola ekonomi baik di tingkat kabupaten, kota, provinsi maupun di tingkat negara adalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Jokowi menekankan daerah dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi ke tingkat yang rendah. "Bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana menekan inflasi serendah-rendahnya," kata Jokowi
Jokowi mengapresiasi kerja keras semua pihak, sehingga Indonesia mampu mempertahankan inflasi di level rendah. Capaian ini hasil kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Bank Indonesia (BI).
"Tadi sudah disampaikan Gubernur BI pada 2015 inflasi kita berada di angka 3,35%. Kemudian, di 2016 3,02% dan di kuartal satu 2017 berada pada angka kisaran 4%. Artinya kita sudah mulai masuk ke era inflasi rendah di negara kita. Ini berkat saudara semuanya yang tahu betul apa itu inflasi," terang Jokowi.
Jokowi menambahkan bahwa kalau Inflasi terus ditekan, dirinya meyakini rakyat juga akan merasakan dampak positifnya. Selain itu, Jokowi juga mengingatkan, percuma pertumbuhan ekonomi, misalnya 6, tapi inflasinya 9, rakyat tekor.
“Rakyat menjangkau sebuah harga itu menjadi berat. Tapi kalau pertumbuhan ekonomi misalnya 5 tetapi inflasinya berada pada angka 4 atau 3, rakyat enteng untuk menjangkau sebuah harga,” jelas Jokowi. (infojambi.com)
Penulis : Zainal Mahyudi || Foto : Mulyadi
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE
