Ekonomi Masih Aman, Pelemahan Rupiah Tak Perlu Disikapi Takut Berlebihan

Ekonomi Masih Aman, Pelemahan Rupiah Tak Perlu Disikapi Takut Berlebihan

Reporter: BS | Editor: Admin
Ekonomi Masih Aman, Pelemahan Rupiah Tak Perlu Disikapi Takut Berlebihan
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto || Foto : BS
Jangan Berlebihan

Sementara itu, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam mengungkapkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak perlu disikapi dengan ketakutan berlebih. Menurutnya kondisi perekonomian nasional masih relatif aman, kendati rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS yang terus menguat.

"Kalau menurut saya masih relatif aman, walaupun kita mengalami tekanan rupiah.  Belum menjadi sesuatu yang membahayakan perekonomian kita," ungkapnya.

Baca Juga: Hannover Messe Momentum Indonesia Unjuk Gigi Bidang Manufaktur

Menurut Piter, pelemahan nilai tukar, tidak hanya terjadi pada mata uang Indonesia, tetapi banyak negara yang mengalami, bahkan Inggris dan Australia mengalami pelemahan yang luar biasa. "Bahkan kalau kita lihat pelemahan mereka lebih dalam, justru misal kita lihat rupiah terhadap AUD, itu kita menguat," sambungnya.

Piter menegaskan pelemahan rupiah harus dilihat secara jernih. Karena menurutnya ada keuntungan dan kerugian dalam penurunan nilai tukar. Pelaku ekonomi yang bertumpu pada sektor ekspor pasti diuntungkan dengan penguatan penguatan dolar AS.

Baca Juga: Semua Provinsi Berlaku PPKM Mikro Hingga 14 Juni

"Ada pihak yang justru diuntungkan oleh kenaikan harga itu atau pelemahan rupiah. Untuk eksportir, pelemahan rupiah itu menguntungkan. Kalau importir pasti akan merasa berat," katanya.

Menurutnya, saat ini neraca perdagangan Indonesia justru lebih banyak ekspor. Artinya banyak pihak yang merasa diuntungkan dengan penguatan dolar AS.

Baca Juga: Aturan Baru Selama Dua Minggu, Mall Hingga PKL Wajib Tutup Jam 8 Malam

"Sekarang posisi kita bagaimana? Lebih banyak impor atau ekspor? Kalau kita lihat neraca perdagangan, kita lebih banyak ekspor dari pada impor," tuturnya.

Meski demikian, ada pula pihak yang terdampak dari pelemahan tersebut yakni masyarakat kecil. Hal itu akibatkan harga barang impor akan terkerek naik sehingga bisa memicu kenaikan inflasi.

"Berarti kelompok masyarakat bawah yang terdampak. Kalau inflasi kan yang pasti terdampak adalah orang miskin," pungkasnya.****

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya