Jan Tungkek Mambaok Rabah

Habis mengenalkan diri, saya mengulurkan tangan untuk menyalami Prof Azyumardi Azra di teras depan Hotel Novotel Bukittinggi, Sumatera Barat

Reporter: - | Editor: Doddi Irawan
Jan Tungkek Mambaok Rabah
Dheni Kurnia

Diantara penguji UKW PWI yang paling sering bertukarfikiran dengannya tiga hari itu, adalah saya dan Ramon Damora. Saya tentu saja tak melewatkan kesempatan ini. Saya tahu betul bahwa Bang Edy memiliki pengetahuan yang luas dan banyak mengerti tentang persoalan hukum di Indonesia.

 Lagi pula, saya sudah mengenal beliau sejak 1998 ketika  masih menjadi rektor di IAIN Jakarta. Saya waktu itu menjadi wartawan di Kelompok Persda KOMPAS Jakarta. Lagi pula saya satu grup WA (WhatsApp) di Satupena (Persatuan Penulis Indonesia) dg Bang Edy. 

Baca Juga: VIDEO : BPJS Ketenagakerjaan Rakor dengan Wartawan

Makanya bagi saya, dia bukan sosok asing dan baru saya kenal. Diapun masih mengingat saya sebagai salah satu wartawan di Indonesia. Karena dia dulu pernah menjadi wartawan di Majalah Panji Masyarakat. Bahkan dia juga memiliki kartu biru PWI, sebagai anggota organisasi wartawan tertua di Indonesia itu. 

Itu pulalah sebabnya, dia selalu terbuka pada saya. Saya yg lebih banyak bertanya ketika berdiskusi. Dia selalu menjawab dengan singkat dan padat. Kadang dia bersama Wakil Ketua DP, Agung Dharmajaya. Tapi lebih banyak sendiri. Dia sangat menikmati sarapan pagi tradisional yang disediakan pihak hotel. Seperti bubur sambal (lontong), bubur kampiun, lupis bagulo, lapek nagosari, katupek gulai paku, kerupuk jangek (kulit) dan lainnya. Menurutnya, sudah tak banyak hotel-hotel yang menyediakan makanan seperti ini. 

Baca Juga: Security Hiburan Malam Rampas Identiitas Wartawan

Tanggal 8 September sebelumnya, Ratu Inggris Queens Elizabeth meninggal dunia. Berita ini ikut viral di Indonesia. Bang Edy juga bercerita bagaimana dia mendapat gelar "Sir" dari Ratu Britania Raya tersebut. "Saya adalah orang yang  pertama dapat gelar Sir  di Indonesia," ujarnya dengan nada merendah atau biasa-biasa saja. 

Ketika itu (2010), Prof Dr  H Azyumardi Azra, M.Phil, MA, CBE yang lahir 4 Maret 1955) mendapat penghargaan sebagai cendekiawan Muslim asal Indonesia. Dia memperoleh titel Commander of the Order of British Empire (CBE), sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan menjadi Sir  pertama dari Indonesia. 

Baca Juga: Peras Toke Pupuk, Wartawan Gadungan Diciduk

Menurutnya, gelar CBE diberikan Kerajaan Inggris kepada individu untuk menghargai kontribusi positif yang telah dia lakukan di bidang pekerjaannya sebagai cendekiawan Muslim. Dengan gelar ini, Azyumardi Azra diakui sebagai anggota keluarga bangsawan Inggris.

Dalam sejarah, katanya, CBE diciptakan oleh Raja George V sebagai penghargaan selama Perang Dunia Pertama untuk perwira-perwira Inggris. Kemudian gelar ini berubah untuk menghargai jasa dan upaya warga sipil. Mereka yang mendapat gelar diakui sebagai keluarga besar kerajaan dalam level  tinggi.

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya