Program 100 Hari Kerja Maulana - Diza Atasi Banjir, Normalisasi Sungai dan Perbaikan Drainase

Mengangkat topik "Model Kolaborasi Penanganan Banjir," seminar menghadirkan Wali Kota Jambi, Maulana, yang memaparkan langkah nyata dan strategi besar penanganan banjir di Kota Jambi.

Reporter: PKJ | Editor: Admin
Program 100 Hari Kerja Maulana - Diza Atasi Banjir, Normalisasi Sungai dan Perbaikan Drainase
Wali Kota Jambi, Maulana, membuka sekaligus menjadi narasumber pada seminar bertema "Pemkot Jambi Mendengar", Rabu | pkj

“Saat ini kita tidak bisa bekerja sendiri. Selain bersama-sama komponen masyarakat, kita juga harus memperkuat sinergi dengan semua instansi terkait, baik pusat maupun daerah," tambah Maulana.

Ia memaparkan secara komprehensif sejumlah langkah konkret saat ini sebagai respons langsung terhadap banjir yang terjadi di Kota Jambi.

Baca Juga: Apel Perdana, Wawako Tekankan Peningkatan Disiplin ASN Pemkot Jambi

Pemkot Jambi telah membangun koordinasi intensif dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera VI (BWSS VI), Pemerintah Provinsi Jambi, dan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, khususnya dalam menyelesaikan pekerjaan lintas kewenangan seperti revitalisasi sungai dan kolam retensi.

Selain itu, Pemkot Jambi juga menjalankan program normalisasi sungai dan perbaikan drainase sepanjang 28,4 kilometer yang dilakukan dalam program 100 hari kerja, seperti di kawasan Jalan H Juanda, Kimaja, dan sejumlah area padat penduduk yang menjadi lokasi prioritas.

Baca Juga: Kegiatan Offroader Memperebutkan Piala Walikota Jambi

“Ini bukan janji, tapi aksi. Kita selesaikan satu per satu, terutama di titik-titik genangan kritis,” tegas Maulana.

Wali Kota Jambi juga memaparkan strategi besar penanganan banjir Kota Jambi, dari Infrastruktur hingga ketahanan ekologis, yang menjadi arah penanganan banjir jangka menengah dan panjang, sebagaimana tertuang dalam Masterplan Penanganan Banjir Kota Jambi Tahun 2024.

Baca Juga: Kunjungan Rutin Wakil Walikota

Pertama, menyebarkan Penampung Air Hujan (PAH) di permukiman. PAH akan dibangun di lingkungan warga untuk menggantikan fungsi kanopi dan aquifer tanah yang rusak. Tujuannya untuk menampung air hujan langsung di kawasan pemukiman agar tidak menambah beban saluran utama.

“Banyak kawasan kita yang kehilangan resapan air alami. Maka kita bangun PAH sebagai solusi sederhana namun berdampak besar,” jelasnya.

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya