Seabad Rosihan Anwar (1922-2022) : Wartawan Yang Tidak Bisa Dikalahkan

Rosihan Anwar lahir di Kubang Nan Dua, Sumatera Barat, 10 Mei 1922. Pas di hari kelahiran Begawan Pers Nasional itu tahun ini keluarga akan menggelar peringatan “ Seabad Rosihan Anwar”.

| Editor: Admin
Seabad Rosihan Anwar (1922-2022) : Wartawan Yang Tidak Bisa Dikalahkan
Rosihan anwar berpoto dengan keluarga besarnya beberapa tahun lalu (poto : ist)


Sebaik-Baik Wartawan

Pak Rosihan adalah sebaik-baik wartawan Indonesia. Setia menekuni profesi dan konsisten bersikap kritis sesuai amanat profesi hingga akhir hayat. Ia tak pernah diam menghadapi berbagai ketimpangan.

Dia salah satu dari sedikit tokoh pers Indonesia amat penting. Pak Ros mengawali karier sebagai wartawan pada 1942 dan tak pernah berhenti menulis hingga ajal menjemput. Produktivitasnya tiada tanding. Tidak banyak yang tahu Rosihan masuk RS MMC, 7 Maret lalu, lantaran bergadang sampai pagi merampungkan memoar kisah cintanya dengan istri tercinta, Hj. Zuraida Sanawi, yang wafat pada 5 September 2010.

Sejak Ibu Zuraida wafat, banyak orang mencemaskan Pak Rosihan melihat kondisinya yang amat terpukul waktu itu. Dalam Obituari Almarhumah Zuraida Sanawi, saya menulis, kematian memang sesuatu yang mutlak dan rutin dalam kehidupan manusia. Namun, kalau merenggut orang dekat, orang tercinta dalam kehidupan kita, wajar jika peristiwa itu tetap saja seperti gempa yang mengguncang bumi beberapa saat.

Seperti itu yang dirasakan oleh Rosihan saat istri tercinta mendadak direnggutkan dari sisinya, Ahad (5/9) pagi pukul 09.30 WIB. Rosihan Anwar sangat terpukul.

Saya merasakan itu ketika menghubungi Pak Ros pertelepon beberapa saat setelah Ibu Zuraida berpindah ke pangkuan Allah SWT. "Ibu sudah tiada, Ilham. Mohon maafkan, mohon doakan," katanya dalam suara setengah sesenggukan. Saya merasakan kedalaman tangisnya.

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya