Berselancar di Ruang Big Data Penduduk Indonesia

Penduduk Indonesia 273 juta yang masuk dalam big data Dukcapil, itu sudah setara 99, 21 % wajib KTP el ( elektronik) yang sudah memiliki KTP el.

Reporter: .. | Editor: Admin
Berselancar di Ruang Big Data Penduduk Indonesia
Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri,Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, S.H., M.H. dan Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Ilham Bintang
Sekitar setengah jam kami berselancar di ruang big data itu. Zudan meminta KTP saya, lalu membacakan NIK ( Nomor Induk Kependudukan)  nya kepada operator. Dalam hitungan detik muncul wujud KTP el dengan foto saya selayar penuh. Kemudian muncul kartu keluarga berisi data dan foto seluruh anggota keluarga. Klik lagi muncul data-data pelengkap, mulai dari  perbankan, pajak sampai vaksinasi. 

" Saya juga dong," sela Anwar Fuady sambil menyerahkan KTP el nya. 

Aktor itu takjub melihat sekejap saja seluruh isi KTP el nya tayang di layar. Status Anwar terbaca jelas : Duda mati. Oh, iya, tahun lalu Anwar memang kehilangan istri tercinta akibat terpapar Covid-19. Anwar juga terkejut data banknya muncul lengkap.

Baca Juga: Salah Tafsir, Pelantik Pejabat Jadi Terlambat

Semudah itulah mengakses data penduduk sekarang. Sampai di sini muncul pesan. Betapa pentingnya KTP el dijaga tidak jatuh di tangan pihak yang tidak bertanggung jawab. Tidak ada ampun begitu NIK kita dikuasai penjahat. Sama dengan seluruh data pribadi turut dikuasai. 

Beberapa bulan lalu, sudah saya buktikan. Saya pernah meminta bantuan Dirjen Zudan untuk antara lain penggantian  foto saya yang rusak di KTP -el dan mencetak KTP el almarhum ayah yang wafat 9 tahun lalu. Dalam  hitungan jam fisik KTP sudah tiba di rumah. Begitu pun ketika  KTP el putri saya hilang dengan cepat bisa diganti hanya dengan mengetahui NIKnya.  Saya baru  paham, mengapa pelaku kejahatan sekarang bisa dalam waktu cepat dibekuk pihak yang berwajib. 

Baca Juga: Tak Puas, Ati ke Dukcapil

"Teknologinya kami desain otonom. Big data kependudukan kita sudah lengkap by name by adress berbasis nik, " ungkap Zudan. 

Pria langsing kelahiran 24 Agustus 1969 ini satu-satunya dirjen kementerian di Tanah Air yang terjun langsung mensosialisasikan kepada publik kemudahan akses informasi publik di lingkup tupoksinya. Zudan sendiri yang tampil dalam video tutorial mengajari rakyat cara mudah mengakses atau mengurus  masalah kependudukan secara online. Mulai pembuatan akte kelahiran, akte kematian, penggantian Kartu Keluarga dan KTP el yang hilang maupun yang rusak. 

Baca Juga: Ati Loreng Minta Dukcapil Terbitkan Surat Pengganti Identitasnya

Saya memperhatikan di kantornya kemarin semua dinding dipenuhi informasi mengenai hal tersebut. Ruang kerjanya sendiri merangkap menjadi studio. Semua sudutnya diisi dengan backdrop acara penyuluhan. Di situlah rupanya dia syuting atau merekam materi tutorialnya. Begitu masuk ruangannya kami pun berfoto-foto dengan backdrop itu. 

Guru Besar termuda

Wikipedia mencatat  Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH. merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara yang lahir dari keluarga sederhana di Sleman, Yogyakarta. Pendidikan S1 ditempuh pada tahun 1988–1992 dari FH UNS. S 2 Magister Hukum ditempuh tahun 1993–1995 dari Program Magister Hukum Undip dan Program Doktor Hukum juga ditempuh dari kampus yang sama pada tahun 1996–2001.

Sejak remaja, anak pasangan Dibyo Suwarto-Sukamtiyah ini terbilang aktif dalam berbagai kegiatan. Selain karate, Ia juga aktif dalam klub remaja pecinta alam, serta karang taruna. 

Zudan menyelesaikan S1 S2 S3 seluruhnya dari bea siswa. Ketika masih kuliah di Fakultas Hukum UNS Surakarta, ia sudah mendapat bea siswa dari Yayasan Adji Darma Bhakti. Setidaknya, bea siswa yang didapat kala itu dapat meringankan beban orangtua. Prestasi yang sama berlanjut hingga S2 Universitas Diponegoro Semarang mendapatkan beasiswa dari Yayasan Wijaya Kusuma Surabaya dan Program S 3 Ilmu Hukum di Universitas Diponegoro juga mendapatkan beasiswa program unggulan dari Program Urge World Bank.

Zudan merupakan ahli di bidang Hukum Administrasi Negara dan Sosiologi Hukum. Berkat keahliannya di bidang tersebut, pada usia 35 tahun ia dianugerahi sebagai Guru Besar Termuda dalam komunitas intelelektual Ilmu Hukum Indonesia. Ia terpilih menjadi Ketua Umum Federasi Karate Indonesia selama dua periode, dari 2014 sd sekarang. Belum lagi dalam kegiatan sosial, Prof Zudan adalah ketua Badan Pengeloala Masjid An Nuur kemendagri, dan Dewan Pembina Masjid Al Huda taman Kota Bekasi. 

Sepanjang karirnya di Kemendagri, Zudan banyak memberi warna dalam proses legislasi di Indonesia dengan menjadi tim penyusun Rancangan Undang-Undang. Setidaknya, ada 18 undang-undang dan berbagai peraturan yang ikut ia bidani. Di antaranya, UU Pemerintahan Daerah, UU Desa, UU Pemilu Presiden dan UU Pemilu Legastif. Enam tahun lalu,  Zudan pernah menjadi penjabat Gubernur Gorontalo masa jabatan 28 Oktober 2016 hingga 12 Mei 2017. 

Selamat menunaikan Ibadah  Haji Prof Zudan. Semoga kembali ke Tanah Air menyandang Hajjan Mabrurah.

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya