Demi Idul Adha, Negara Bangladesh Cabut Lockdown

| Editor: Ramadhani
Demi Idul Adha, Negara Bangladesh Cabut Lockdown
Bangladesh kerahkan tentara untuk kawal lockdown. Ist

Editor: Rahmad



INFOJAMBI.COM - Bangladesh menjadi negara yang mencabut aturan penguncian wilayah (lockdown) di tengah lonjakan kasus harian Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.

Pencabutan aturan lockdown diberlakukan mulai 15 Juli hingga 23 Juli dalam rangka hari raya Idul Adha.

Kondisi tersebut membuat warga Bangladesh berhamburan di pasar dan terminal bus. Mereka juga memadati mal untuk berbelanja di hari libur Idul Adha.

Pelabuhan dan terminal juga terpantau ramai, sebagian dari mereka memilih pulang kampung demi merayakan hari raya ini.

Menteri Administrasi Publik, Farhad Hossain menyatakan bahwa aturan memang harus dilonggarkan, sebab di hari raya akan banyak bisnis berjalan.

"Namun, semua orang harus tetap waspada, menggunakan masker, dan mengikuti protokol kesehatan yang ketat," pernyataan pemerintah Bangladesh yang dikutip Reuters, Senin (19/7).

Meski demikian, pakar kesehatan berpendapat lain. Mereka menilai kebijakan pemerintah Bangladesh mencabut aturan lockdown bisa memperburuk lonjakan kasus Covid-19, terutama dengan kemunculan varian Delta yang disebut lebih cepat menular.

"Sudah ada kelangkaan tempat tidur, ICU, sementara tenaga kesehatan kami kelelahan. Kami hampir tidak mungkin mampu menangani krisis," ujar pakar kesehatan masyarakat, Be Nazir Ahmed.

Ahmed mengatakan pencabutan lockdown menyebabkan orang-orang dari kota pergi ke desa dan berpotensi menyebarkan virus, terutama ketika warga ke pasar ternak untuk membeli hewan kurban.

"Mungkin ratusan ribu pasar sapi akan diatur di seluruh negeri, mulai dari desa terpencil hingga kota. Penjual sapi serta lainnya yang bergerak di bisnis itu sebagian besar berasal dari pedesaan, dan mungkin mereka akan membawa virus," katanya.

Menurut perhitungan pemerintah, sekitar 30 juta hingga 40 juta orang akan menggelar salat ied di masjid atau lapangan terbuka, Selasa (20/7).

Sebelumnya, Bangladesh menerapkan lockdown pada 1 Juli lalu karena lonjakan Covid-19. Tentara dan penjaga perbatasan dikerahkan. Setiap hari mereka berpatroli di jalan-jalan mengawasi pergerakan warga.

Tercatat, ribuan orang telah ditangkap dan dikirim ke penjara karena melanggar aturan lockdown.

Meskipun sudah menerapkan pembatasan, kasus harian dan kematian akibat virus corona di Bangladesh masih tinggi. Setiap hari, penambahan kasus sekitar di angka 11 ribu, dan kematian mencapai 200-an.

Pada Minggu (18/7), kasus harian Covid-19 di Bangladesh bahkan mencapai 11.758 dengan angka kematian mencapai 225. Hingga kini, total kasus Covid di Bangladesh mencapai hampir 1,1 juta, dengan akumulasi angka kematian sebanyak 18 ribu.

Baca Juga: Setuju Tanjabtim Lockdown, Romi Siap Ambil Kebijakan Tak Populis

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya