Selamat Ginting: Sistem Presidensial Rasa Parlementer Membuat Kabinet Jadi Gemoy, Prabowo Ketakutan dengan Lawan Politiknya

Selamat Ginting: Sistem Presidensial Rasa Parlementer Membuat Kabinet Jadi Gemoy, Prabowo Ketakutan dengan Lawan Politiknya

Reporter: PM | Editor: Admin
Selamat Ginting: Sistem Presidensial Rasa Parlementer Membuat Kabinet Jadi Gemoy, Prabowo Ketakutan dengan Lawan Politiknya
Pengamat Politik dari Unas, Dr. Selamat Ginting || foto : PM
Dia mengingatkan agar presiden terpilih Prabowo Subianto tidak sekadar  mengakomodasi kepentingan partai politik yang justru pada saat pilpres menjadi lawan politiknya.

"Jika Prabowo akan menambah jumlah kementerian dengan mengakomodasi lawan politiknya, artinya Prabowo gamang dan tidak yakin dapat mengendalikan pemerintahannya dengan efektif," ungkap Selamat Ginting.

Kondisi seperti ini, lanjutnya, mirip seperti era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Jokowi yang ketakutan dengan lawan politiknya, sehingga merangkulnya dalam kabinet.

Baca Juga: Jamuan Makan Jokowi dengan Tiga Capres Hanya Kemasan Politik

"Bagi-bagi jabatan dengan mengabaikan zaken kabinet seperti era Jokowi tidak perlu ditiru. Apalagi sejumlah menteri dari partai politik, utamanya dari partai pendukung justru menggerogoti pemerintahan dengan tindakan korupsi," ujarnya.

Disebutkan sejumlah menteri pemerintahan Presiden Jokowi dari partai politik ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), seperti Idrus Marham (Golkar), Juliari Batubara (PDIP), Johnny Plate dan Syahrul Yasin Limpo (Nasdem), Imam Nahrawi (PKB), dan Edhy Prabowo (Gerindra). Sedangkan di era Presiden SBY ada lima menteri dan era Presiden Megawati Soekarnoputri ada tiga menteri yang ditangkap KPK.****

Baca Juga: Pesan Moral Akademisi Terhadap Presiden Jokowi Mirip dengan Era Sukarno dan Soeharto

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya