“Air tertahan karena mengalir ke kebun-kebun karet. Ini menyebabkan limpahan balik ke Kota Jambi. Maka dari itu, daerah resapan menjadi sangat penting untuk kita jaga dan revitalisasi,” jelasnya.
Maulana menyampaikan, fokus utama saat ini adalah penyelesaian normalisasi Sungai Asam. Proyek ini disebut dapat mengurangi genangan hingga 70 persen jika terselesaikan dengan optimal.
Baca Juga: Rekor Tertinggi, Indonesia Dilanda 1.985 Bencana Selama 2016
“Satu per satu kita uraikan permasalahan banjir ini. Kami sudah siapkan dua kolam retensi di Kampung Banjir dan Lorong Arwah. Sungai Asam pun tengah dilebarkan hingga 9 meter, dari Kenali Asam Bawah hingga ke pintu air Sungai Asam,” ungkapnya.
Dukungan pendanaan juga terus diperkuat. Dalam perubahan APBD Provinsi Jambi, telah disiapkan anggaran sebesar Rp25 miliar. Pemerintah Kota Jambi sendiri mengalokasikan Rp5 miliar, sementara pemerintah pusat turut berkontribusi dengan dana Rp45 miliar.
Baca Juga: Banjir Ancam Warga Pinggir Sungai Batanghari
“Anggaran ini akan digunakan untuk pembebasan lahan dan pengerjaan fisik, agar program pengendalian banjir ini benar-benar memberikan dampak besar,” ujar Maulana.
Wali Kota Maulana juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk Ketua RT yang baru saja dilantik, untuk ambil bagian aktif dalam pengawasan, sosialisasi, dan kolaborasi menyeluruh demi penanganan banjir yang berkelanjutan.
Baca Juga: Banjir Sungai Tantang Sudah Surut
“Air ini tidak mengenal batas wilayah administrasi. Jika satu titik tersumbat, maka wilayah lain ikut terdampak. Ini kerja kolektif yang perlu dukungan semua pihak,” pungkasnya.
Dalam kegiatan tersebut, Maulana turut didampingi Kepala Dinas PUPR Kota Jambi Momon Sukmana, camat, lurah, serta Ketua RT dari wilayah terdampak banjir. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com