Membesuk Pelukis Terkenal Hardi yang Mengidap Penyakit  Radang Meningitis

Membesoek Pelukis Terkenal Hardi yang Mengidap Penyakit  Radang Meningitis

Reporter: .. | Editor: Admin
Membesuk Pelukis Terkenal Hardi yang Mengidap Penyakit  Radang Meningitis
Ketua DK PWI Pusat , Ilham Bintang membesuk pelukis terkenal Hardi di rumahnya, Jakarta, Minggu (2/7) || Foto : Dokpri
Hardi merupakan  tokoh seni rupa penting Indonesia.  Pelopor Gerakan Seni Rupa Indonesia yang mewarnai dinamika  kesenian  di Tanah Air masa itu. Gerakan Seni Rupa Barunya terdiri FX Harsono, Bonyong Munni Ardhi, Siti Adiyati, Jim Supangkat, dan Nanik Mirna.

Karyanya dikoleksi Keluarga Cendana, menteri-menteri kabinet Orde Baru dan Orde Reformasi, tokoh-tokoh nasional, kalangan pengusaha dan rekan-rekan seniman. Selain lembaga-lembaga bergengsi seperti Museum Purna Bhakti Pertiwi, Balai Senirupa DKI, Dinas Kebudayaan DKI, TIM, LBH, Wisma Seni Nasional, Bentara Budaya, PT. Coca Cola Museum Neka Ubud - Bali, Yayasan Pengembangan Bisnis Indonesia, dll.

Ketika saya besoek  keadaan  Hardi memang relatif sudah membaik. Sekurangnya, dibandingkan dengan foto yang diupload di FB oleh Jose Rizal Manua. Meski belum mengenali tamunya, tetapi dia selalu merespon dengan senyum.

" Kita ngobrol begini Papa juga dengar. Mengerti. Nanti malam dia akan mengulasnya, " ujar Oriana. Itu kebiasaan  terakhir Hardi yang dinilai putrinya sebagai tanda perbaikan memorinya. Dia sering nonton TV dan mengikuti berita dan talkshow di layar kaca. Hanya saja, responsnya baru belakangan. 
 
Nama Oriana untuk putri sulungnya diambil Hardi dari nama wartawan Italia terkenal di tahun 1960-80 an, Oriana Fallaci.  Kelak, Oriana  memang menjadi wartawan di group Kompas. 
Hardi dianugerahi tiga anak dan empat cucu. Putri keduanya,bernama Mahachakri, diambil dari Princess Maha Chakri Sirindhorn  Thailand. Sedangkan anak bungsunya, dia beri nama Jibril. Nama itu diambil dari nama Malaikat. 

Terlahir   dengan nama R. Soehardi pada 26 Mei 1951, Ia salah satu pelukis aliran ekspresionis yang terkenal dengan  berbagai aktivis lintas seni dan kebudayaan di Indonesia. 
Dia mengawali kariernya tahun 1970  di Ubud, Bali. Ia melukis bersama W. Hardja, Anton Huang, kemudian kuliah di Akademi Seni Rupa Surabaya.
Tahun 1971 - 1974 Hardi kuliah di STSRI ASRI Yogyakarta, berlanjut tahun 1975 - 1977 kuliah di De Jan Van EYC Academie di Maastricht, Belanda. Dalam bidang senirupa Hardi berguru kepada Daryono, Fadjar Sidik, Widayat, Prof. Hans Seur, Prof. Pieter De Fesche, Nyoman Gunarsa, dan Drs. Sudarmadji.

Pada tahun 1979 namanya melejit diulas  banyak media. Dalam pameran Seni Rupa Baru tahun itu sebuah lukisan bertuliskan "Presiden RI th 2001 Suhardi", menampilkan potret dirinya berseragam tentara, menarik perhatian banyak kalangan. Tahun 1980, Karya itu kembali ditampilkan dalam pameran seni Forum Pelukis Muda Indonesia di Taman Ismail Marzuki. Karena lukisan  itu, Hardi ditangkap penguasa militer dengan tuduhan makar. Lukisan itu dianggap menantang hegemoni Orde Baru di bawah Presiden Soeharto.  Beruntung tidak sampai dipendam lama dalam tahanan.  Hardi kemudian dibebaskan atas permintaan Wakil Presiden Adam Malik, tiga hari setelah ditangkap.

Hardi berpembawaan terbuka dan blak-blakan, kadang meledak-ledak. Seorang  kolektor dan pengamat karyanya menandai perubahan karya lukis Hardi di era 1970 - 1980an yang banyak mengekspos masalah sosial dan menjadi pencetus Gerakan Seni Rupa Baru yang fenomenal, melahirkan karya-karya yang teduh, meski tetap dengan sapuan yang galak. 

Sebelum pamit, saya mendoakan semoga Hardi segera sembuh, pulih seperti sediakala dengan ide - ide brilian yang dituangkan dalam lukisan- lukisannya. Hardi kembali merespons dengan senyum. 

Indonesia akan kesepian tanpa  Hardi, kata saya lagi.  Semoga itu tertanam dalam memori Hardi yang akan diulas belakangan, mungkin sebentar malam, seperti kata Oriana..***

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya