September Inflasi Provinsi Jambi Terendah Keempat se-Indonesia

Berdasarkan inflasi tahunan gabungan Kota Jambi dan Kabupaten Bungo, tercatat 1,70% (yoy). Jambi berada di peringkat ke 31 dari 34 provinsi di Indonesia, atau terendah ke-4.

Reporter: DOD | Editor: Admin
September Inflasi Provinsi Jambi Terendah Keempat se-Indonesia
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Hermanto | DOD

KOTAJAMBI, INFOJAMBI.COM - Inflasi di Provinsi Jambi hingga September 2023 masih aman dan terkendali.

Berdasarkan inflasi tahunan gabungan Kota Jambi dan Kabupaten Bungo, tercatat 1,70% (yoy). Jambi berada di peringkat ke 31 dari 34 provinsi di Indonesia, atau terendah ke-4.

Baca Juga: Tekan Inflasi, Zola Akan Undang BI

Perkembangan itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Hermanto, pada pertemuan Forum Ekonomi dan Bisnis Jambi, di Kantor BI Jambi, beberapa hari lalu.

Hermanto mengatakan, merujuk pada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan, IHK gabungan Kota Jambi dan Kabupaten Bungo pada September 2023 mengalami inflasi 0,40 % (mtm). 

Baca Juga: Toko TPID Hadir Dapat Kendalikan Inflasi Pangan

"Capaian itu lebih tinggi dibanding Agustus 2023, yang tercatat deflasi 0,44 % (mtm). Nilai itu juga lebih tinggi dibanding laju inflasi nasional yang mengalami inflasi 0,19 % (mtm)," kata Hermanto.

Hermanto menjelaskan, secara bulanan, inflasi gabungan kota di Provinsi Jambi disumbangkan oleh Kota Jambi dan Kabupaten Bungo. Masing-masing mengalami inflasi 0,41 % (mtm) dan 0,35 % (mtm). 

Baca Juga: Inflasi Jadi Parameter Keberhasilan Pembangunan Ekonomi Daerah

Sejalan dengan itu, inflasi tahunan gabungan 2 kota di Provinsi Jambi turut didorong oleh inflasi di Kota Jambi sebesar 1,78 % (yoy), lebih rendah dibanding periode sebelumnya, 1,92 % (yoy).

Kabupaten Bungo yang tercatat inflasi 1,17 % (yoy), lebih tinggi dibanding periode sebelumnya, 1,93 % (yoy).

Berdasarkan realisasi itu, Kota Jambi dan Kabupaten Bungo menempati peringkat 79 dan 88 dari 90 kota/kabupaten penghitungan IHK se-Indonesia.

Berdasarkan hasil pemetaan kuadran rerata andil inflasi (mtm), dan frekuensi 10 besar komoditas penyumbang inflasi 3 tahun terakhir, sebagian besar komoditas yang memberi andil terbesar, dan paling sering muncul menjadi 10 penyumbang inflasi terbesar, berasal dari kelompok volatile foods

“Dari hasil itu, perhatian dan sinergi kebijakan pengendalian inflasi perlu diarahkan pada komoditas cabai merah, minyak goreng, angkutan udara, beras, daging ayam ras, dan bawang merah,” jelas Hermanto. ***

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya